Jumat, 22 Mei 2015

Laporan Kesling

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,  perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian darigayahidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

B.       Rumusan Masalah
Apakah pemukiman yang terdapat di Desa Ngata Baru (Kapopo) Kec. Biromaru Kab. Sigi Propinsi Sulawesi Tengah sudah memenuhi persyaratan kesehatan pemukiman menurut keputusan menteri kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999?

C.      Tujuan Pendataan
1.    Tujuan umum
Untuk mengetahui situasi dan kondisi di pemukiman Desa Kapopo Kec. Ngatabaru. Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah
2.    Tujuan khusus
a.    Untuk mengetahui  keadaan rumah di pemukiman Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah
b.    Untuk mengetahui  keadaan linkungan di pemukiman Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian Rumah Sehat
Menurut WHO rumah adalah suatu struktur fisik yang dipakai orang atau manusia untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu. Untuk mewujudkan rumah dengan fungsi di atas, rumah tidak harus mewah/besar tetapi rumah yang sederhanapun dapat dibentuk menjadi rumah yang layak huni  
Rumah disamping merupakan lingkungan fisik manusia sebagai tempat tinggal, juga dapat merupakan tempat yang menyebabkan penyakit, hal ini akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum terpenuhi. Menurut angka statistik kematian dan kemiskinan paling tinggi yang terjadi pada orang-orang yang menempati rumah yang tidak memenuhi syarat dan terletak pada tempat yang tidak sanitar. Bila kondisi lingkungan buruk, derajat kesehatan akan rendah demikian sebaliknya. Oleh karena itu kondisi lingkungan pemukiman harus mampu mendukung tingkat kesehatan penghuninya.
Rumah Sehat Adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Tujuannya mencegah terjadinya penularan dan penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan Aman dan nyaman bagi penghuninya. 

B.       Syarat-syarat Rumah Sehat
1.    Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a.    Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.
b.    Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.
c.    Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d.   Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e.    Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f.     Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
2.    Menurut Winslow dan APHA
Permukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.
Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut
a.    Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 
b.    Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 
c.    Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 
d.   Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Syarat-syarat rumah sehat :
1.    Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit bagi saluran pernafasan (TBC).


2.    Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
3.    Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.  Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a.    Ventilasi alamiah
yaitu dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b.    Ventilasi buatan
yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
4.    Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.

5.    Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a)    Penyediaan air bersih yang cukup
b)   Pembuangan tinja
c)    Pembuangan air limbah (air bekas)
d)   Pembuangan sampah
e)    Fasilitas dapur
f)    Ruang berkumpul keluarga
6.    Penyediaan Air Bersih
Air bersih dan sehat adalah salah satu kebutuhan mendasar sehari-hari untuk setiap rumah, air bersih, jernih dan tidak bewarna diperlukan di setiap rumah mulai dari mencuci, masak, air minum dan mandi. Di sebagian tempat saat ini kebutuhan air semakin meningkat sementara kualitas kesehatan dan kebersihan air semakin menurun.
7.    SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah ) 
a.    Pengertian air limbah
1)   Limbah adalah suatu benda atau zat yang mengandung berbagai zat yang   bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan umumnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk dari industrialisasi. ( Daryanto, 2004)
2)   Air buangan
Adalah semua Air atau zat cair yang tidak digunakan lagi sekalipun kualitasnya baik.
3)   Limbah rumah tangga
Adalah buangan yang berasal dari rumah tangga, kantor, tempat ibadah, tempat hiburan, dll.
b.    Cara pelaksanaan pembuagan air limbah rumah tangga
1)   Air limbah dari wc harus dibuang ke septictank
2)   Air limbah dari dapur harus dibuang ke septicktank dengan syarat sebelum dimasukkan kedalam septictank harus melalui instalasi perangkap lengkap.
3)   Air limbah dari kamar mandi, laundry, dll dapat langsung dibuang ke riol tetapi dilarang langsung dimasukan kedalam septic tank karena obat-obat kimia akan merusak bakteri-bakteri pembusuk, akibatnya proses pembusukan terganggu dan septic tank akan cepat penuh.
  8.    Septic tank
Septic tank yang memenuhi syarat adalah :
a.    Terbuat dari bahan yang kedap air
b.    Terdiri dari ruang lumpur dan ruang pencernaan
c.    Lantai dasar septic tank harus di buat miring
d.   Mempunyai pipa in dan out let
e.    Mempunyai pipa pembuangan
f.     Mempunyai lubang hawa
9.    Sumur Peresapan
Sumur peresapan untuk pembuangan air limbah cair dari ruang cuci, kamar mandi dan dapur. Sumur peresapan sebaiknya ditutup dengan penutup rapat guna mencegah masuknya lalat,tikus dan kecoak, mempunyai pipa inlet, mempunyai kerikil didasar sumur peresapan, mempunyai pasangan bata tanpa spesi, mempunyai lapisanijuk dan kerikil
10.  Sampah
a.    Pengertian Sampah
1)   Menurut Ir.Suwardjoko warpani sampah adalah sisa-sisa,baranng buangan bekas yang sudah tidak dipakai lagi sebagaimana fungsinya semula.dalam kedudukan semula ia sudah tidak di perlukan, tidak ada gunanya oleh karena nya di buang.
2)   Menurut Prof.Dr.Soekidjo Notoadmodjo Sampah adalah sesuatu benda padat atau bahan padat yang sudah tidak di pakai lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah digunakan lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
b.    Sumber –sumber sampah
Menurut (madelan, 19950), sumber sampah dapat di klasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
1)   Pemukiman penduduk
Pada tempat pemukiman biasanya sampah di hasilkan oleh satu keluarga tunggal yang tinggal dalam suatu bagunan atau asrama. miasalnay : sisa-sisamakanan, plastik, daun, dan sebagainya.
2)   Tempat-tempat umum atau tempat-tempat perdagangan
Tempat-tempat umum mempunyai potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah. Contoh tempat tersbut adalah : toko, rumaha makan, tempat-tempat penginapan dan sebagainya. samaph ini barupa kertas ,plastik,botol,daun dan sebagainya.
3)   Sarana pelayanan milik pemerintah
yang di maksud dengan saran pelayanan masyarakat disini misalnya: tempat hiburan,tempat pelayanan kesehatan,kompleks militer,gedung-gedung pertemuan, dan lain-lain.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Gambaran Umum Lokasi
1.    Data Demografi
Desa/Kelurahan           : Kapopo
Kecamatan                  : Ngatabaru
Kabupaten/Kota          : Sigibiromaru
Waktu Penilitian          : Sabtu, 11 April 2015
2.    Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk
Sosial Ekonomi Merupakan salah satu yang mempunyai pengaruh terhadap berhasil tidaknya upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan, 15 rumah sampel Berlatar belakang sebagai petani Hal ini menunjukkan terjadinya perbedaan status social ekonomi. Adanya kelembagaan sosial di masyarakat akan mempengaruhi kondisi sosial yang ada, yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan di kecamatan Biromaru. Dari kegiatan koordinasi dan komunikasi antarunsur-unsur atau komponen baik pribadi atau organisasi maka akan terjalin hubungan timbal balik antara pemerintah, swasta dengan masyarakat sehingga terjadinya upaya peningkatan  derajat kesehatan masyarakat.
  
B.       Parameter Penilaian Rumah Sehat
Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai berikut :
1.    Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31
2.    Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25
3.    Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai berikut :
1.    Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.
2.    Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator komponen sebagai berikut :
1.    Langit-langit
2.    Dinding
3.    Lantai
4.    Jendela kamar tidur
5.    Jendela ruang keluarga
6.    Ventilasi
7.    Lubang asap dapur
8.    Pencahayaan
Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator sarana sebagai berikut :
1.    Sarana air bersih
2.    Jamban
3.    Sarana pembuangan air limbah
4.    Sarana pembuangan sampah.
Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
1.    Membuka jendela kamar tidur
2.    Membuka jendela ruang keluarga
3.    Membersihkan rumah dan halaman
4.    Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
5.    Membuang sampah pada tempat sampah

C.   Penilaian Rumah Sehat
1.    Penilaian rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat dan bobot pada kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut :
a.    Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
1)    Langit-langit                                                      =   2
2)    Dinding                                                             =   2
3)    Lantai                                                                =   2
4)    Jendela kamar tidur                                           =   1
5)    Jendela ruang keluarga                                      =   1
6)    Ventilasi                                                            =   1
7)    Sarana pembuangan asap dapur                        =   2
8)    Pencahayaan                                                      =   2
b.    Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
1)   Sarana air bersih ( SGL/SPT/PP/KU/PAH)       =   3
2)   Jamban ( sarana pembuangan kotoran )             =   2
3)   Sarana pembuangan air limbah ( SPAL )           =   2
4)   Sarana pembuangan sampah                              =   2
c.    Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan untuk mencapai rumah sehat.
2.    Pemberian Nilai
a.    Komponen rumah
1)   Langit-langit
0      =   Tidak ada
1      =   Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2      =   Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2)   Dinding
1      =     Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2      =   Semi permanen/setengah tembok/pasangan  bata  atau  batu
              yang  tidak kedap air
3      =   Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap air.
3)  Lantai
0      =     Tanah
1      =     Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu
2      =     Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4)  Jendela kamar tidur
0      =     Tidak ada
1      =     Ada
5)  Jendela ruang keluarga
0      =     Tidak ada
1      =     Ada
6)  Ventilasi
0      =     Tidak ada
1      =     Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai
2      =     Ada, luas ventilasi ≥ 10% luas lantai
7)  Sarana pembuangan asap dapur
0      =     Tidak ada
1      =     Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur ≤ 10% dari luas lantai dapur
2      =     Ada, dengan lubang ventilasi ≥ 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis )
8)    Pencahayaan
0      =   Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1      =    Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal
2      =   Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal
b.    Sarana Sanitasi
1)   Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU )
0          = Tidak ada
1          =   Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
2          =   Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
3          =   Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
4          =   Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
2)   Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran )
0          =   Tidak ada
1          =   Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam
2          = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam
3          = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank
4          = Ada, leher angsa, septic tank
3)   Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )
0          =   Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah
1          =   Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air  < 10 m)
2          =   Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3          =   Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air ≥ 10 m)
4          =   Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut
4)    Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah)
0          = Tidak ada
1          = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
2          = Ada, kedap air dan tidak tertutup
3          = Ada, kedap air dan bertutup
c.     Perilaku Penghuni
1)   Membuka jendela kamar tidur
0          =   Tidak pernah dibuka
1          =   Kadang-kadang
2          =   Setiap hari dibuka
2)   Membuka jendela ruang keluarga
0          =  Tidak pernah dibuka
1          =  Kadang-kadang
2          = Setiap hari dibuka
3)   Membersihkan rumah dan halaman
0          = Tidak pernah
1          = Kadang-kadang
2          = Setiap hari
4)   Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
0          =  Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1          =  Kadang-kadang dibuang ke jamban
2          =  Setiap hari di buang ke jamban
5)   Membuang sampah pada tempat sampah
0          =  Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1          =  Kadang-kadang dibuang ke jamban
2                           =  Setiap hari di buang ke jamban

D.   Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan merupakan hasil dari penilaian yang di lakukan di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah




Tabel 1
Penilaian Kondisi 15 Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun 2015

No
Langit-
Dinding
Lantai
Jendela
Jendela
Ventilasi
Lubang
Pencahayaan
JUMLAH
Langit
Kamar Tidur
Ruang Kel.
 Asap Dapur
a
b
c
a
B
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
1
0




93

62


31


31


31

0




62
310
2

62


62



62

31


31


31


31


31

341
3
0




93
31



31


31


31


31


31

279
4
0



62


62


31


31


31


31



62
310
5
0




93

62


31


31


31


31


31

310
6


62

62



62

31


31

0



31



62
341
7
0




93


62

31


31


31

0



31

279
8


62

62



62

31


31


31

0



31

310
9

31

31



31


31


31


31


31



62
279
10

31



93

31


31


31

0


0




62
279
11
0




93


62

31


31


31


31


31

310
12


62


93


93

31


31


31


31



62
434
13

31


62

31



31


31



62

31


31

310
14

31

31




62

31


31


31



62


62
341
15


62


93
31



31


31


31


31



62
372
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru





 

Tabel 2
Penilaian Kondisi 15 Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun 2015

No
Sarana Air Bersih
Jamban
Sarana Pembuangan
Sarana
Jumlah
Air Limbah
Pembuangan Sampah
a
b
c
D
e
a
b
c
d
e
A
b
c
d
e
a
b
c
d
e
1




100




100


50


0




250
2




100




100


50




50


300
3



75





100



75



50


300
4




100
0




0




0




100
5


50






100


50



25



225
6



75





100




100



75

350
7
0




0








100

25



125
8


50






100


50




50


250
9


50






100


50




50


250
10




100




100
0





0



200
11




100




100




100


25


325
12

25




25







100



75

225
13

25







100



75




75

275
14



75


25




25







100
225
15




100



75




75




75

325
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru
 

Tabel 3
Penilaian Kondisi 15 Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun 2015

No
Membuka Jendela
Membuka Jendela
Membersihkan
Membuang Tinja
Membuang Sampah
Jumlah
Total
Kamar Tidur
Ruang Keluarga
Rumah dan Halaman
Bayi/Balita ke Jamban
Pada Tempatnya
a
b
c
a
b
c
a
b
C
a
b
c
a
b
c
1

44



88

44


44


44

264
824
2

44

0



44

0




88
176
817
3


88


88

44



88
0


308
856
4


88


88

44


44


44

308
718
5


88
0



44



88


88
308
843
6


88

44



88


88


88
396
1087
7

44



88


88

44



88
352
756
8

44


44


44


44



88
264
824
9


88


88


88


88


88
440
969
10


88

44



88

44


44

308
756
11

44



88

44







176
708
12

44


44


44


44



88
264
923
13

44



88


88

44



88
352
937
14


88

44



88


88


88
396
962
15

44



88

44


44


44

264
961
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru



 
Tabel 4
Penilaian Kondisi 15 Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun 2015

RUMAH
TOTAL SEMUA ASPEK
KRITERIA
1
824
RUMAH TIDAK SEHAT
2
817
RUMAH TIDAK SEHAT
3
856
RUMAH TIDAK SEHAT
4
718
RUMAH TIDAK SEHAT
5
843
RUMAH TIDAK SEHAT
6
1087
RUMAH SEHAT
7
756
RUMAH TIDAK SEHAT
8
824
RUMAH TIDAK SEHAT
9
969
RUMAH TIDAK SEHAT
10
756
RUMAH TIDAK SEHAT
11
708
RUMAH TIDAK SEHAT
12
923
RUMAH TIDAK SEHAT
13
937
RUMAH TIDAK SEHAT
14
962
RUMAH TIDAK SEHAT
15
961
RUMAH TIDAK SEHAT
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigibiromaru

Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot
Hasil penilaian rumah didapat :
1.    Rumah Sehat               = 1068-1200
2.    Rumah tidak sehat      = <1068
Keterangan Hasil Penilaian Tabel :
Dari hasil pelaksanaan praktek lapangan yang kami lakukan, 15 rumah warga Desa Kapopo maka kami mendapatkan hanya 1 (satu) rumah yang dikategorikan rumah sehat .

BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari Hasi Pengambilan data dan  pengumpulan data primer dari 15 rumah masyarkat  dan dilakukan dengan cara sensus (survei cepat/rapid survei) dengan metode door  to door dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan baik terkait dengan masalah Kesling Pemukiman, dari 15 rumah yang menjadi sampel hanya terdapat 1 rumah yang mempunyai kriteria rumah sehat yang sudah memenuhi persyaratan kesehatan pemukiman menurut keputusan menteri kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999.
Kemudian masalah-masalah tersebut dianalisis dan diperoleh beberapa prioritas, maka terdapat 2 masalah kesehatan yang dapat kami peroleh Adapun prioritas masalah tersebut antara lain:
1.    Sosial ekonomi yang menghambat peningkatan derajat kesehatan
2.    Kondisi rumah yang kumuh dan belum memenuhi syarat-syarat rumah sehat dan fasilitas rumah yang belum memenuhi standar.
Beberapa  masalah tersebut merupakan hasil dari analisis kami dalam mengindentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Desa ngata baru kecamatan biromaru kab. sigi dengan didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil survei.



B.       Saran
Masalah kesehatan dan lingkungan merupakan masalah yang kompleks dan merupakan masalah kita bersama. Jadi perlu adanya kerjasama antara masyarakat, pemerintah, akademisi kesehatan serta pihak-pihak yang terkait.
Diharapkan adanya kerjasama antara masyarakat di pemukiman ngata baru dan pemerintah setempat khususnya petugas kesehatan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan serta memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada.
Diharapkan untuk semua tenaga penyuluh kesehatan khususnya Kesmas mampu mempromosikan PHBS kepada Masyarakat, Khususnya Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru
















DAFTAR PUSTAKA

Daud, Anwar SKM, M.Kes. 2005. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Makassar: Hasanuddin University Press (LEPHAS)
Frick, Heinz, Arsitektur Ekologis, Soegijapranata University Press, Kanisius,2006
Kuswartojo, Tjuk, Perumahan dan Pemukiman di Indonesia; Upaya membuat perkembangan kehidupan yang berkelanjutan” (Bandung; Penerbit ITB, 2005)
Muhtadi Muhd, Drs, Gejala Pemuiman Kumuh Jakarta; Selayang Pandang, Departemen Pekerjaan Umum, 1987.
Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha














 














LAMPIRAN












 


DOKUMENTASI

Kondisi Jamban Warga
   

Kondisi Langit-Langit Rumah Warga
   

Kondisi Lantai Rumah Warga
    
Kondisi depan rumah warga
    


















 


LAPORAN

HASIL PRATIKUM KESLING PEMUKIMAN
DESA KAPOPO KECAMATAN NGATABARU
KABUPATEN SIGI BIROMARU


Oleh: Kelompok 11
1.    Moh. Fahri                          13.1.10.7.1.111
2.    Aris Susanto                       13.1.10.7.1.055
3.    Andi Dian Namirah           13.1.10.7.1.036
4.    Citra Mawaddah                13.1.10.7.1.031
5.    Mulni                                   11.1.10.7.1.208
6.    Nursilayanti                        13.1.10.7.1.020





FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

 
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil pratikum mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu di Desa Kapopo, Kecamatan Ngata Baru Kabupaten Sigi Biromaru, ini telah diperiksa dan disetujui.


Palu, 20 April 2015
Asisten Dosen

RIZKI PUTRAWAN
12.1.10.7.1.044









i
 
 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Mata kuliah Kesling Pemukiman.
Dalam penyusunan laporan ini bayak pihak yang telah membantu, oleh karena itu tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1.    Hj. Andi Bungawati, SKM, M.Si selaku Dosen Matakuliah Kesling Pemukiman.
2.    Bapak Budiman, S.Pd., M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kesling Pemukiman
3.    Asisten Dosen Kakanda Rizki Putrawan
4.    Teman-Teman FKM Universitas Muhammadiyah Palu.
5.    Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan berlipat ganda.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga masukan dan kritikan yang konstruktif sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Palu, 17 April 2015

ii
 
(Kelompok 11)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................        i
KATA PENGANTAR......................................................................................        ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................        iii

BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang ...........................................................................        1
B.Rumusan Masalah ..........................................................................        2
C.Tujuan Pendataan...........................................................................        2

BAB II    TINJAUAN TEORI
A.       Pengertian Rumah Sehat.............................................................        3
B.Syarat-Syarat Rumah Sehat............................................................        4

BAB III   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.       Gambaran Umum Lokasi............................................................        12
B.       Parameter Penilian Rumah Sehat................................................        13
C.       Penilaian......................................................................................        14
D.       Hasil Kegiatan.............................................................................        19

BAB IV   PENUTUP
A.  Kesimpulan ...................................................................................        25
B.  Saran..............................................................................................        25

LEMBAR KUESIONER
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar