BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia
Rumah
menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan
sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan
menjadi bagian darigayahidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO
adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya,
bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Perumahan
merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman
ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di
gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di
bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat
dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis
lingkungan, Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab
utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita,
penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit
yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih
rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).
B.
Rumusan
Masalah
Apakah
pemukiman yang terdapat
di Desa Ngata Baru (Kapopo) Kec. Biromaru Kab. Sigi Propinsi Sulawesi Tengah
sudah memenuhi persyaratan kesehatan pemukiman menurut keputusan menteri
kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999?
C.
Tujuan
Pendataan
1. Tujuan
umum
Untuk mengetahui situasi dan kondisi
di pemukiman Desa Kapopo
Kec. Ngatabaru. Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah
2.
Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui keadaan rumah
di pemukiman Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah
b. Untuk mengetahui keadaan
linkungan di pemukiman Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Rumah Sehat
Menurut WHO rumah adalah suatu
struktur fisik yang dipakai orang atau manusia untuk tempat berlindung, di mana
lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu. Untuk mewujudkan rumah
dengan fungsi di atas, rumah tidak harus mewah/besar tetapi rumah yang
sederhanapun dapat dibentuk menjadi rumah yang layak huni
Rumah disamping merupakan lingkungan
fisik manusia sebagai tempat tinggal, juga dapat merupakan tempat yang
menyebabkan penyakit, hal ini akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum
terpenuhi. Menurut angka statistik kematian dan kemiskinan paling tinggi yang
terjadi pada orang-orang yang menempati rumah yang tidak memenuhi syarat dan
terletak pada tempat yang tidak sanitar. Bila kondisi lingkungan buruk, derajat
kesehatan akan rendah demikian sebaliknya. Oleh karena itu kondisi lingkungan
pemukiman harus mampu mendukung tingkat kesehatan penghuninya.
Rumah Sehat Adalah bangunan
rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban
yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Tujuannya
mencegah terjadinya penularan dan penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan
Aman dan nyaman bagi penghuninya.
B.
Syarat-syarat
Rumah Sehat
1.
Menurut
Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan,
panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.
b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur,
memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan
dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang
kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit
menular.
f. Member rasa aman dan lingkungan
tetangga yang serasi.
2. Menurut
Winslow dan APHA
Permukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk
tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat,
berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan
yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan
penyakit.
Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health
Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain,
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan
yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain,
privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan,
baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Syarat-syarat rumah sehat :
1.
Lantai
Saat ini, ada
berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau
cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah
dan berdebu merupakan sarang penyakit bagi saluran pernafasan (TBC).
2.
Atap
Atap genteng
adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping
atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian
banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai
atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk
rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah
mempunyai banyak fungsi, Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara
di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat
racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena
terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri
penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan
selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu
tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.
Ada 2 macam
ventilasi, yakni :
a.
Ventilasi alamiah
yaitu dimana
aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela,
pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain
ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya
nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha
lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b.
Ventilasi buatan
yaitu dengan
mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas
angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan
kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan
ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus
mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya
udara.
4. Cahaya
Rumah yang
sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari
disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup
dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.
5.
Luas Bangunan Rumah
Luas lantai
bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan
penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain.
Fasilitas-fasilitas
di dalam Rumah Sehat
Rumah yang
sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a)
Penyediaan air bersih yang cukup
b)
Pembuangan tinja
c)
Pembuangan air limbah (air bekas)
d)
Pembuangan sampah
e)
Fasilitas dapur
6. Penyediaan Air
Bersih
Air bersih dan
sehat adalah salah satu kebutuhan mendasar sehari-hari untuk setiap rumah,
air bersih, jernih dan tidak bewarna diperlukan di setiap rumah mulai dari
mencuci, masak, air minum dan mandi. Di sebagian tempat saat
ini kebutuhan air semakin meningkat sementara kualitas kesehatan dan kebersihan
air semakin menurun.
7.
SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah
)
a. Pengertian air
limbah
1) Limbah adalah
suatu benda atau zat yang mengandung berbagai zat
yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan
umumnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk dari industrialisasi. (
Daryanto, 2004)
2) Air buangan
Adalah semua
Air atau zat cair yang tidak digunakan lagi sekalipun kualitasnya baik.
3)
Limbah rumah tangga
Adalah buangan yang berasal dari rumah tangga, kantor,
tempat ibadah, tempat hiburan, dll.
b.
Cara pelaksanaan pembuagan air limbah
rumah tangga
1)
Air limbah dari wc harus dibuang ke
septictank
2)
Air limbah dari dapur harus dibuang ke
septicktank dengan syarat sebelum dimasukkan kedalam septictank harus melalui
instalasi perangkap lengkap.
3)
Air limbah dari kamar mandi, laundry,
dll dapat langsung dibuang ke riol tetapi dilarang langsung dimasukan kedalam
septic tank karena obat-obat kimia akan merusak bakteri-bakteri pembusuk,
akibatnya proses pembusukan terganggu dan septic tank akan cepat penuh.
8.
Septic tank
Septic tank
yang memenuhi syarat adalah :
a.
Terbuat dari bahan yang kedap air
b.
Terdiri dari ruang lumpur dan ruang
pencernaan
c.
Lantai dasar septic tank harus di buat
miring
d.
Mempunyai pipa in dan out let
e.
Mempunyai pipa pembuangan
f.
Mempunyai lubang hawa
9. Sumur Peresapan
Sumur peresapan
untuk pembuangan air limbah cair dari ruang cuci, kamar mandi dan dapur. Sumur
peresapan sebaiknya ditutup dengan penutup rapat guna mencegah masuknya
lalat,tikus dan kecoak, mempunyai pipa inlet, mempunyai kerikil didasar sumur
peresapan, mempunyai pasangan bata tanpa spesi, mempunyai lapisanijuk dan
kerikil
10. Sampah
a. Pengertian
Sampah
1) Menurut
Ir.Suwardjoko warpani sampah adalah sisa-sisa,baranng buangan bekas yang sudah
tidak dipakai lagi sebagaimana fungsinya semula.dalam kedudukan semula ia sudah
tidak di perlukan, tidak ada gunanya oleh karena nya di buang.
2) Menurut
Prof.Dr.Soekidjo Notoadmodjo Sampah adalah sesuatu benda padat atau bahan padat yang
sudah tidak di pakai lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah digunakan
lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu
kegiatan manusia dan dibuang.
b. Sumber –sumber
sampah
Menurut
(madelan, 19950), sumber sampah dapat di klasifikasikan dalam beberapa kategori
sebagai berikut:
1) Pemukiman
penduduk
Pada tempat
pemukiman biasanya sampah di hasilkan oleh satu keluarga tunggal yang tinggal
dalam suatu bagunan atau asrama. miasalnay : sisa-sisamakanan, plastik, daun, dan sebagainya.
2) Tempat-tempat
umum atau tempat-tempat perdagangan
Tempat-tempat
umum mempunyai potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah. Contoh
tempat tersbut adalah : toko, rumaha makan, tempat-tempat penginapan dan sebagainya. samaph ini
barupa kertas ,plastik,botol,daun dan sebagainya.
3) Sarana
pelayanan milik pemerintah
yang di maksud
dengan saran pelayanan masyarakat disini misalnya: tempat hiburan,tempat
pelayanan kesehatan,kompleks militer,gedung-gedung pertemuan, dan lain-lain.

HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum Lokasi
1.
Data
Demografi
Desa/Kelurahan : Kapopo
Kecamatan : Ngatabaru
Kabupaten/Kota : Sigibiromaru
Waktu Penilitian : Sabtu, 11 April 2015
2.
Tingkat
Sosial Ekonomi Penduduk
Sosial
Ekonomi Merupakan salah satu yang mempunyai pengaruh terhadap berhasil
tidaknya upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat berdasarkan hasil
pendataan yang kami lakukan, 15 rumah sampel Berlatar belakang sebagai petani
Hal ini menunjukkan terjadinya perbedaan status social ekonomi. Adanya
kelembagaan sosial di masyarakat akan mempengaruhi kondisi sosial yang ada,
yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan
di kecamatan Biromaru. Dari kegiatan koordinasi dan komunikasi antarunsur-unsur
atau komponen baik pribadi atau organisasi maka akan terjalin hubungan timbal
balik antara pemerintah, swasta dengan masyarakat sehingga
terjadinya upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
B. Parameter
Penilaian Rumah Sehat
Dalam
hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan,
sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai berikut :
1. Bobot komponen rumah (25/80 x 100%)
: 31
2. Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%)
: 25
3. Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan
kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil
perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari
total skor.
2. Tidak memenuhi syarat : < 80 %
dari total skor.
Kelompok
Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator
komponen sebagai berikut :
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela kamar tidur
5. Jendela ruang keluarga
6. Ventilasi
7. Lubang asap dapur
8. Pencahayaan
Indikator
sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan
Indikator sarana sebagai berikut :
1.
Sarana
air bersih
2.
Jamban
3.
Sarana
pembuangan air limbah
4.
Sarana
pembuangan sampah.
Indikator
penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
1.
Membuka
jendela kamar tidur
2.
Membuka
jendela ruang keluarga
3.
Membersihkan
rumah dan halaman
4.
Membuang
tinja bayi dan balita ke jamban
5.
Membuang
sampah pada tempat sampah
C.
Penilaian Rumah Sehat
1.
Penilaian
rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan
nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat dan bobot pada kelompok komponen
rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria
sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut :
a.
Nilai
minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
1)
Langit-langit
= 2
2)
Dinding
= 2
3)
Lantai
= 2
4)
Jendela
kamar
tidur = 1
5)
Jendela
ruang
keluarga = 1
6)
Ventilasi = 1
7)
Sarana
pembuangan asap dapur = 2
8)
Pencahayaan = 2
b.
Nilai
minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
1)
Sarana
air bersih ( SGL/SPT/PP/KU/PAH) = 3
2)
Jamban
( sarana pembuangan kotoran
) = 2
3)
Sarana
pembuangan air limbah ( SPAL ) = 2
4)
Sarana
pembuangan
sampah
= 2
c.
Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai
maksimum karena perilaku sangat berperan untuk mencapai rumah sehat.
2.
Pemberian
Nilai
a.
Komponen
rumah
1)
Langit-langit
0 =
Tidak ada
1 =
Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 =
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2)
Dinding
1 =
Bukan tembok ( terbuat dari anyaman
bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
atau batu
yang
tidak kedap air
3 =
Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap
air.
3)
Lantai
0 =
Tanah
1 =
Papan/anyaman bambu yang dekat dengan
tanah/plesteran yang retak/ berdebu
2 =
Diplester/ubin/keramik/papan/rumah
panggung
4)
Jendela
kamar tidur
0 =
Tidak ada
1 =
Ada
5)
Jendela
ruang keluarga
0 =
Tidak ada
1 =
Ada
6)
Ventilasi
0 =
Tidak ada
1 =
Ada, tetapi luasnya < 10% luas
lantai
2 =
Ada, luas ventilasi ≥ 10% luas
lantai
7)
Sarana
pembuangan asap dapur
0 =
Tidak ada
1 =
Ada, luas tabung ventilasi/asap
dapur ≤ 10% dari luas lantai dapur
2 =
Ada, dengan lubang ventilasi ≥ 10% luas
lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis )
8)
Pencahayaan
0 =
Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1 =
Kurang terang, sehingga kurang
jelas untuk membaca normal
2 =
Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan
normal
b.
Sarana
Sanitasi
1)
Sarana
Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU )
0 =
Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesehatan
2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan
2)
Jamban
( Sarana Pembuangan Kotoran )
0 =
Tidak ada
1 =
Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam
2 =
Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam
3
= Ada, bukan leher angsa ada tutup,
septic tank
4
= Ada, leher angsa, septic
tank
3)
Sarana
Pembuangan Air Limbah ( SPAL )
0 =
Tidak ada, sehingga tergenang tidak
teratur di halaman rumah
1 =
Ada, diresapkan mencemati sumber
air ( jarak dengan sumber air < 10 m)
2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air
( jarak dengan sumber air ≥ 10 m)
4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran
kota ) untuk diolah lebih lanjut
4)
Sarana
Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah)
0
= Tidak ada
1
= Ada, tetapi tidak kedap air dan
tidak ada tutup
2
= Ada, kedap air dan tidak tertutup
3
= Ada, kedap air dan bertutup
c.
Perilaku
Penghuni
1)
Membuka
jendela kamar tidur
0
= Tidak pernah dibuka
1
= Kadang-kadang
2
= Setiap hari dibuka
2)
Membuka
jendela ruang keluarga
0
= Tidak pernah dibuka
1
= Kadang-kadang
2
= Setiap hari dibuka
3)
Membersihkan
rumah dan halaman
0 = Tidak pernah
1
= Kadang-kadang
2 = Setiap hari
4)
Membuang
tinja bayi dan balita ke jamban
0
= Dibuang ke sungai / kebun /
kolam sembarangan
1
= Kadang-kadang dibuang ke
jamban
2
=
Setiap hari di buang ke jamban
5)
Membuang
sampah pada tempat sampah
0
= Dibuang ke sungai / kebun /
kolam sembarangan
1
=
Kadang-kadang dibuang ke jamban
2
=
Setiap hari di buang ke jamban
D.
Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan merupakan hasil dari penilaian yang di
lakukan di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru Propinsi Sulawesi Tengah
Tabel
1
Penilaian
Kondisi 15
Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun
2015
No
|
Langit-
|
Dinding
|
Lantai
|
Jendela
|
Jendela
|
Ventilasi
|
Lubang
|
Pencahayaan
|
JUMLAH
|
||||||||||||||||
Langit
|
Kamar
Tidur
|
Ruang
Kel.
|
Asap Dapur
|
||||||||||||||||||||||
a
|
b
|
c
|
a
|
B
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
||
1
|
0
|
|
|
|
|
93
|
|
62
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
0
|
|
|
|
|
62
|
310
|
2
|
|
62
|
|
|
62
|
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
341
|
3
|
0
|
|
|
|
|
93
|
31
|
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
279
|
4
|
0
|
|
|
|
62
|
|
|
62
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
310
|
5
|
0
|
|
|
|
|
93
|
|
62
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
310
|
6
|
|
|
62
|
|
62
|
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
0
|
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
341
|
7
|
0
|
|
|
|
|
93
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
0
|
|
|
|
31
|
|
279
|
8
|
|
|
62
|
|
62
|
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
0
|
|
|
|
31
|
|
![]() |
9
|
|
31
|
|
31
|
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
279
|
10
|
|
31
|
|
|
|
93
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
0
|
|
|
0
|
|
|
|
|
62
|
279
|
11
|
0
|
|
|
|
|
93
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
310
|
12
|
|
|
62
|
|
|
93
|
|
|
93
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
434
|
13
|
|
31
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
310
|
14
|
|
31
|
|
31
|
|
|
|
|
62
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
|
|
62
|
341
|
15
|
|
|
62
|
|
|
93
|
31
|
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
31
|
|
|
|
62
|
372
|
Sumber : Desa Kapopo Kec.
Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru
![]() |
Tabel
2
Penilaian
Kondisi 15
Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun
2015
No
|
Sarana
Air Bersih
|
Jamban
|
Sarana
Pembuangan
|
Sarana
|
Jumlah
|
||||||||||||||||
Air
Limbah
|
Pembuangan
Sampah
|
||||||||||||||||||||
a
|
b
|
c
|
D
|
e
|
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
A
|
b
|
c
|
d
|
e
|
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
||
1
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
|
|
50
|
|
|
0
|
|
|
|
|
250
|
2
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
|
|
50
|
|
|
|
|
50
|
|
|
300
|
3
|
|
|
|
75
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
75
|
|
|
|
50
|
|
|
300
|
4
|
|
|
|
|
100
|
0
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
|
100
|
5
|
|
|
50
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
50
|
|
|
|
25
|
|
|
|
225
|
6
|
|
|
|
75
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
75
|
|
350
|
7
|
0
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
25
|
|
|
|
125
|
8
|
|
|
50
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
50
|
|
|
|
|
50
|
|
|
250
|
9
|
|
|
50
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
50
|
|
|
|
|
50
|
|
|
250
|
10
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
0
|
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
200
|
11
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
100
|
|
|
25
|
|
|
325
|
12
|
|
25
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
75
|
|
225
|
13
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
75
|
|
|
|
|
75
|
|
275
|
14
|
|
|
|
75
|
|
|
25
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
225
|
15
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
75
|
|
|
|
|
75
|
|
|
|
|
75
|
|
325
|
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi
Biromaru
![]() |
Tabel 3
Penilaian
Kondisi 15 Rumah di Desa Kapopo Kec.
Ngatabaru
Tahun 2015
No
|
Membuka
Jendela
|
Membuka
Jendela
|
Membersihkan
|
Membuang
Tinja
|
Membuang
Sampah
|
Jumlah
|
Total
|
||||||||||
Kamar
Tidur
|
Ruang
Keluarga
|
Rumah
dan Halaman
|
Bayi/Balita
ke Jamban
|
Pada
Tempatnya
|
|||||||||||||
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
C
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
|||
1
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
264
|
824
|
2
|
|
44
|
|
0
|
|
|
|
44
|
|
0
|
|
|
|
|
88
|
176
|
817
|
3
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
0
|
|
|
308
|
856
|
4
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
308
|
718
|
5
|
|
|
88
|
0
|
|
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
|
88
|
308
|
843
|
6
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
|
88
|
396
|
1087
|
7
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
352
|
756
|
8
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
|
88
|
264
|
824
|
9
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
|
88
|
440
|
969
|
10
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
44
|
|
308
|
756
|
11
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
|
|
|
|
176
|
708
|
12
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
|
88
|
264
|
923
|
13
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
352
|
937
|
14
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
|
88
|
|
|
88
|
396
|
962
|
15
|
|
44
|
|
|
|
88
|
|
44
|
|
|
44
|
|
|
44
|
|
264
|
961
|


|
Tabel
4
Penilaian
Kondisi 15
Rumah di Desa Kapopo Kec. Ngatabaru
Tahun
2015
RUMAH
|
TOTAL SEMUA ASPEK
|
KRITERIA
|
1
|
824
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
2
|
817
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
3
|
856
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
4
|
718
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
5
|
843
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
6
|
1087
|
RUMAH
SEHAT
|
7
|
756
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
8
|
824
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
9
|
969
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
10
|
756
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
11
|
708
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
12
|
923
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
13
|
937
|
RUMAH TIDAK
SEHAT
|
14
|
962
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
15
|
961
|
RUMAH
TIDAK SEHAT
|
Sumber : Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigibiromaru
Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot
Hasil penilaian rumah didapat :
1. Rumah Sehat =
1068-1200
2. Rumah tidak sehat =
<1068
Keterangan Hasil Penilaian
Tabel :
Dari hasil pelaksanaan praktek lapangan yang kami
lakukan, 15 rumah warga Desa Kapopo maka kami mendapatkan hanya 1 (satu) rumah
yang dikategorikan rumah sehat .

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Hasi Pengambilan data dan pengumpulan
data primer dari 15
rumah masyarkat dan dilakukan
dengan cara sensus (survei cepat/rapid survei) dengan metode door to
door dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan baik terkait dengan masalah
Kesling Pemukiman,
dari 15 rumah yang menjadi sampel hanya terdapat 1 rumah yang mempunyai
kriteria rumah sehat yang sudah memenuhi persyaratan kesehatan
pemukiman menurut keputusan menteri kesehatan (Kepmenkes) No.
829/Menkes/SK/VII/1999.
Kemudian masalah-masalah tersebut dianalisis dan
diperoleh beberapa prioritas, maka terdapat 2 masalah kesehatan yang dapat kami peroleh
Adapun 2 prioritas
masalah tersebut antara lain:
1.
Sosial
ekonomi yang menghambat peningkatan derajat kesehatan
2.
Kondisi
rumah yang kumuh dan belum memenuhi
syarat-syarat rumah sehat dan fasilitas rumah yang belum memenuhi standar.
Beberapa masalah
tersebut merupakan hasil dari analisis kami dalam mengindentifikasi
masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Desa ngata baru kecamatan biromaru kab. sigi dengan
didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil survei.
B.
Saran
Masalah kesehatan dan lingkungan merupakan masalah
yang kompleks dan merupakan masalah kita bersama. Jadi perlu adanya kerjasama
antara masyarakat, pemerintah, akademisi kesehatan serta pihak-pihak yang terkait.
Diharapkan adanya kerjasama antara masyarakat di pemukiman ngata baru dan pemerintah setempat khususnya
petugas kesehatan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan serta memecahkan
permasalahan-permasalahan yang ada.
Diharapkan untuk semua tenaga
penyuluh kesehatan khususnya Kesmas mampu mempromosikan PHBS kepada Masyarakat,
Khususnya Desa Kapopo Kec. Ngatabaru Kab. Sigi Biromaru
DAFTAR
PUSTAKA
Daud, Anwar SKM, M.Kes. 2005. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Makassar:
Hasanuddin University Press (LEPHAS)
Frick, Heinz, Arsitektur Ekologis,
Soegijapranata University Press, Kanisius,2006
Kuswartojo, Tjuk, Perumahan dan Pemukiman di
Indonesia; Upaya membuat perkembangan kehidupan yang berkelanjutan” (Bandung;
Penerbit ITB, 2005)
Muhtadi Muhd, Drs, Gejala Pemuiman Kumuh Jakarta;
Selayang Pandang, Departemen Pekerjaan Umum, 1987.
Mulia,
Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha
![]() |
LAMPIRAN
![]() |
DOKUMENTASI
Kondisi Jamban Warga
Kondisi
Langit-Langit Rumah Warga


Kondisi
Lantai Rumah Warga
Kondisi
depan rumah warga


![]() |
LAPORAN
HASIL
PRATIKUM
KESLING PEMUKIMAN
DESA
KAPOPO
KECAMATAN NGATABARU
KABUPATEN
SIGI
BIROMARU

Oleh:
Kelompok 11
1. Moh. Fahri 13.1.10.7.1.111
2. Aris Susanto 13.1.10.7.1.055
3. Andi Dian Namirah 13.1.10.7.1.036
4. Citra Mawaddah 13.1.10.7.1.031
5. Mulni 11.1.10.7.1.208
6.
Nursilayanti 13.1.10.7.1.020
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALU
|
TAHUN
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil pratikum mata kuliah Kesehatan Lingkungan
Pemukiman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu di Desa
Kapopo, Kecamatan Ngata Baru Kabupaten Sigi Biromaru,
ini telah diperiksa dan
disetujui.
Palu, 20 April 2015
Asisten Dosen
RIZKI PUTRAWAN
12.1.10.7.1.044
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-NYA sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Mata kuliah Kesling Pemukiman.
Dalam penyusunan laporan ini bayak pihak yang telah
membantu, oleh karena itu tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih banyak
kepada:
1. Hj. Andi
Bungawati, SKM, M.Si selaku Dosen
Matakuliah Kesling Pemukiman.
2. Bapak Budiman,
S.Pd., M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kesling Pemukiman
3. Asisten Dosen
Kakanda Rizki Putrawan
4. Teman-Teman FKM
Universitas Muhammadiyah Palu.
5. Semua pihak
yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga amal
baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan berlipat ganda.
Perlu disadari
bahwa dengan segala keterbatasan, laporan ini masih jauh dari sempurna,
sehingga masukan dan kritikan yang konstruktif sangat kami harapkan demi
sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Palu,
17 April 2015
|
(Kelompok
11)
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR
PERSETUJUAN........................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ........................................................................... 1
B.Rumusan
Masalah .......................................................................... 2
C.Tujuan
Pendataan........................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Rumah Sehat............................................................. 3
B.Syarat-Syarat
Rumah Sehat............................................................ 4
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran
Umum Lokasi............................................................ 12
B. Parameter
Penilian Rumah Sehat................................................ 13
C. Penilaian...................................................................................... 14
D. Hasil
Kegiatan............................................................................. 19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................... 25
B. Saran.............................................................................................. 25
LEMBAR
KUESIONER
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar