Senin, 29 Juni 2015

PBL I Desa Taripa Kec. Sindue Kab. Donggala





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Di era globalisasi ini, seiring dengan berkembangnya segala bentuk kemajuan, baik itu kemajuan di bidang tekhnologi, pengetahuan, keterampilan bahkan penyakitpun mengalami kemajuan yang sangat pesat, banyak dari beberapa penyakit yang bermunculan dan belum diketahui apa penyebabnya  namun tak sedikit pula penyakit-penyakit lama yang masih harus dicari dan diteliti secara terus-menerus dan berkesinambungan agar dapat diketahui apa penyebab muculnya penyakit tersebut dan dapat pula dicari cara pencegahanya, penyakit-penyakit yang banyak bermunculan di masyarakat luas, sangat banyak baik yang bermuculan di masyarakat yang menempati di satu negara, provinsi, kota bahkan desa sekalipun.
Permasalahan kesehatan tersebut sudah sepatutnya dicari jalan keluarnya, dengan berbagai usaha, baik itu usaha yang dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung, usaha mencari jalan keluar pada masalah kesehatan dengan cara langsung yang dimaksud adalah usaha turun langsung kelapangan dengan melakukan sistem community diagnosis, dengan cara pendekatan melalui komunikasi yang baik, dan dapat pula mengenal kebudayaan masyarakat di daerah tersebut karena masalah budaya sangat erat hubungannya dengan masalah perilaku Masyarakat akan kesehatan, adapun usaha-usaha yang dilakukan tersebut bertujuan agar hubungan komunikasi antar masyarakat dengan petugas dapat berjalan dengan baik sehingga informasi tentang masalah kesehatan di suatu wilayah dapat diperoleh dengan baik pula.
PBL 1 (Pengalam Belajar Lapangan 1 ) merupakan pengalaman turun langsung kelapangan (observasi) di suatu wilayah dimana bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada Mahasiswa agar dapat mengenal masyarakat dan mencari tahu masalah kesehatan apa yang terjadi di wilayah tersebut, menganalisis serta mencari solusi dari masalah kesehatan sehingga meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

B.       Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I
Ada dua tujuan penting dari pengalaman belajar lapangan (PBL) I yaitu :
1.    Tujuan Umum
a.    Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat yang berorientasikan pada kesehatan bangsa.
b.    Meningkatkan kemampuan dasar keprofesian dalam pengembangan dan kebijakan kesehatan.
c.    Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat untuk menangani permasalahan khusus kesehatan masyarakat.


2.    Tujuan khusus
a.    Mahasiswa mampu mengenali dan memahami keadaan masyarakat dan oraganisasi kemasyarakatan yang ada.
b.    Mahasiswa mampu mengenal dan memahami tata nilai/norma  yang ada dalam masyarakat.
c.    Mahasiswa mampu bekerjasama secara tim dalam melaksanakan kegiatan
d.   Mahasiswa mampu mengumpulkan data primer dan data sekunder serta melaksanakan identifikasi masalah dari data tersebut.
e.    Mahasiswa mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam menentukan masalah kesehatan setempat.
f.     Mahasiswa mampu menyusun laporan pelaksanaan kegiatan PBL I sebagai bahan kegiatan pada PBL I.

C.      Waktu Dan Tempat Pelaksanaan PBL
1.    Waktu Pelaksanaan Kegiatan PBL I
Kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL) I  dilaksanakan selama 14 (Empat belas hari) yang dimulai pada tanggal 29 Mei sampai dengan 12 juni 2015.
2.    Lokasi Kegiatan PBL I
            Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) I merupakan awal  dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan. Berdasarkan hal itu, maka ada 8 Desa yang menjadi tempat PBL mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Unismuh Palu Tahun 2015  yaitu Desa Toaya Funta, Desa Toaya, Desa Masaingi, Desa Marana, Desa Amal, Desa Kumbasa, Desa Sumari, dan Desa Taripa,  di Desa Taripa sebagai lokasi kami untuk melaksanakan kegiatan PBL.

D.      Manfaat
1.    Manfaat Bagi Instansi
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini adalah instansi kesehatan dalam rangka menetapkan kebijakan kesehatan Khususnya Perencanaan Program-Program Kesehatan .
2.    Manfaat Bagi mahasiswa
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I  ini bagi mahasiswa adalah mahasiswa mampu mengolah data dan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan.
3.    Manfaaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini adalah :
a.    Sebagai kegiatan evaluasi penyelenggaraan program pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
b.   Mewujudkan program perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.


4.    Manfaat Bagi Masyarakat
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini bagi masyarakat adalah agar masyarakat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada di Desa Taripa Kec. Sindue Kab. Donggala serta bagaimana solusi dan pemecahannya.












              



BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL

A.      Sejarah Terbentuknya  Desa Taripa
Desa Taripa adalah salah satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Berjarak 10 Km dari Ibu Kota Kecamatan dan 60 Km dari Ibu Kota Kabupaten.
Dalam sejarahnya Desa Taripa sudah mulai dihuni sejak tahun 1936, dimana pada saat itu orang-orang kaili yang menepati desa taripa tersebut, nama desa taripa yang berarti mangga. Untuk terbentuknya desa taripa masyarakat menemui banyak hambatan, penduduk desa taripa lari kegunung karena takut dengan orang-orang  belanda, setelah sudah mulai aman oleh orang belanda masyarakat turun kembali ke desa taripa, ditahun 1942 lagi terpaksa warga desa taripa naik kegunung lagi pada masa penjajahan. Tahun 1949 barulah ditempati desa taripa yang mayoritas suku kaili penduduknya dan sekitar 80 KK yang menepati desa tersebut namun lambat laun masyarakat taripa banyak yang pindah tempat, terutama kedaerah poso.
Desa taripa mempunyai adat istiadat yang disebut dengan Mampakoni yakni adat untuk orang sakit, dalam jangka 1 bulan warga desa taripa tidak bisa melakukan aktifitas seperti mencuci pakaian dan membakar ikan, adat istiadat itu pun berlanjut hingga saat ini.
Desa taripa mempunyai kepercayaan bahwa dikampung tersebut tidak bisa membakar terung, undang dan paria menurut mereka hal itu akan mendatangkang bahaya jika hal itu dilakukan, karena makhluk halus atau setan akan mengganggu orang tersebut hingga mati, jika orang melakukan hal tersebut.
Keadaan iklim Desa Taripa, mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.

B.       Letak Geografis
Desa Taripa merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sidue Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Desa Taripa memiliki III dusun. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1.    Sebelah utara berbatasan dengan                    : Desa Amal
2.    Sebelah timur berbatasan dengan                   : Kabupaten Parimo
3.    Sebelah Selatan berbatasan dengan                : -
4.    Sebelah barat berbatasan dengan                    : Desa Sumari
Desa Taripa  berjarak  dari :
1.    Pusat Pemerintahan Kecamatan Sindue         : ± 10  Km
2.    Ibukota kabupaten                                          : ± 60 Km
3.    Ibukota propinsi                                              : ± 30   Km


C.      Kondisi Geografis
 Wilayah Desa Taripa terletak di kaki gunung bagian barat Kabupaten Donggala. Secara geografis wilayah Desa Taripa datar, berbukit dan pegunungan. Curah hujan dan keadaan cuaca di Desa Taripa tidak menentu, kadang-kadang hujan dan kadang-kadang panas berkepanjangan dengan suhu udara rata-rata 33 0 c.

D.      Keadaan Demografis
1.    Data Penduduk
Berdasarkan Data jumlah KK ( Kepala Keluarga ) di Desa Taripa adalah 126 KK yang terdiri dari 3 dusun yaitu dusun 1, dusun 2, dan dusun 3.
2.    Sarana dan Prasarana Desa Taripa
Jenis sarana dan prasarana di Desa Taripa, terdiri atas :
Tabel 2.1
Sarana Dan Prasarana Desa Taripa Kec. Sindue Kab. Donggala
2015

No
Jenis sarana dan prasarana Desa
Jumlah
Keterangan
1
Kantor Desa
1

2
Gedung SD
1

3
Gedung TK
1

4
Mesjid
1

5
Polindes/Pustu
1

6
Jembatan
2

7
Lapangan bola volly
1

                        Sumber : Data Sekunder 2015
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data selama 3 hari dari tanggal  01 juni- 03 juni 2015 yang dilakukan dengan wawancara dari rumah ke rumah sebanyak 126 KK dari jumlah keseluruhan penduduk desa Taripa yang berjumlah 140 KK. Pendataan yang dilakukan di Dusun I, II dan III. Pendataan yang kami lakukan tidak sesuai dengan jumlah KK yang ada di desa Taripa. Karena sebagian besar  penduduk desa Taripa sudah ada yang pindah dan merantau, dan pada saat kami melakukan pendataan banyak masyarakat desa Taripa yang tidak berada di desa Taripa tersebut.
1.    Karakteristik Responden
Tabel 3.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jenis kelamin

Frekuensi

%
1
Laki-laki
124
98,4
2
Perempuan
2
1,6
Jumlah
126
100,0
   Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sebanyak 124 responden (98,4 %) dan perempuan sebanyak 2 responden (1,6 %).
Tabel 3.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kepala Keluarga
 Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Umur KK
( TAHUN )

Frekuensi

%
1
16-20
1
0.8
2
21-25
3
2.4
3
26-30
14
11.1
4
31-35
22
17.5
5
36-40
20
15.9
6
>40
66
52.4
Jumlah
126
100.0
                Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa Umur Kepala Keluarga 16-20 sebanyak 1 responden (0,8 %), 21-25 sebanyak 3 responden (2,4 %), 26-30 sebanyak 14 responden (11,1 %), 31-35 sebanyak 22 responden (17.5 %), 36-40 sebanyak 20 responden (15.9 %), >40 sebanyak 66 responden (52,4 %)





Tabel 3.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Pekerjaan
Frekuensi
%
1
Petani
121
96,0
2
Buruh
1
0,8
3
PNS
2
1,6
4
URT
2
1,6
Jumlah
126
100,0
          Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan kepala keluarga Petani sebanyak 121 responden (96,0 %), Buruh sebanyak 1 responden (0,8 %), PNS sebanyak 2 responden (1,6 %), URT sebanyak 2 responden (1,6 %).
Tabel 3.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir Kepala Keluarga
 Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
%
1
Tidak sekolah
11
8,7
2
SD
68
54,0
3
SMP
16
12,7
4
SMA
18
14,3
5
S1
13
10,3
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir kepala keluarga, yang Tidak Pernah sekolah sebanyak 11 responden (8,7 %), SD sebanyak 68 responden (54,0 %), SMP sebanyak 16 responden (12,7 %), SMA sebanyak 18 responden (14,3 %), S1 sebanyak 13 responden (10,3 %).
Tabel 3.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga
 Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jumlah Keluarga
Frekuensi
%
1
1-2
15
11.9
2
3
43
34.1
3
4
41
32.3
4
5
20
15,9
5
6
2
1.6
6
8
1
0.8
7
9
4
3.2
Jumlah
126
100
sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa jumlah keluarga, 1-2 sebanyak 15 responden (11,9 %), 3 sebanyak 43 responden (34,1 %), 4 sebanyak 41 responden (32,3 %), 5 sebanyak 20 responden (15,9 %), 6 sebanyak 2 responden (1,6 %) 8 Sebanyak 1 responden (0,8 %), dan 9 Sebanyak 4 Responden (3,2 %).

Tabel 3.6
Distribusi Responden Berdasarkan Rata-Rata Penghasilan Keluarga
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Rata – rata Penghasilan
Frekuensi
%
1
200.000-500.000
58
46,0
2
500.000-1.000.000
51
40,5
3
1.000.0000-3.000.000
17
13,5
Jumlah
126
100,0
                      Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa Penghasilan rata-rata 200.000-500.000 sebanyak 58 responden (46,0 %) dan 500.000-1.000.000 sebanyak 51 responden (40,5 %), 1.000.000-3.000.000 sebanyak 17 responden (13,5 %).
Tabel 3.7
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anggota Keluarga
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1
Laki-laki
139
37,4
2
Perempuan
233
62,6
Jumlah
372
100,0
                                Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 139 responden (37,4%) dan perempuan sebanyak 233 responden (62,6 %).
2.    Pembuangan Kotoran Manusia
Tabel 3.8
 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kepemilikan Jamban
Frekuensi
%
1
Ya
50
39,6
2
Tidak
76
60,4
Jumlah
126
100,0
         Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa yang menggunakan jamban sebanyak 50 responden (39,6 %) dan tidak menggunakan jamban sebanyak 76 responden (60,4 %).
Tabel 3.9
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Jamban
 Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jenis Jamban
Frekuensi
%
1
Leher angsa
46
92,0
2
Jamban umum/Numpang
4
8,0
Jumlah
50
100,0
 Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa jumlah Anggota Keluarga yang menggunakan Jamban berjenis Leher Angsa sebanyak 46 responden (92,0 %), dan yang menggunakan jamban umum/numpang sebanyak 4 responden (8,0 %).
Tabel 3.10
Distribusi Responden Berdasarkan Yang Tidak Memiliki
Pembuangan Kotoran (Tinja) Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jenis Jamban
Frekuensi
%
1
Lain – lain/Sungai
76
100,0
Jumlah
76
100,0
sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga yang membuang kotoran sungai sebanyak 76 responden (100,0 %).
Tabel 3.11
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Kotoran
Yang Digunakan Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kondisi Sarana
Frekuensi
%
1
Baik dan digunakan
40
80,0 %
2
Baik tapi tidak digunakan
4
8,0 %
3
Rusak
6
12,0 %
Jumlah
50
100,0

                         sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukan bahwa kondisi sarana yang baik digunakan sebanyak 40 responden (80,0 %), kondisi sarana yang baik tapi tidak digunakan sebanyak 4 responden (8,0 %), dan kondisi sarana yang rusak sebanyak 6 responden (12.0 %).
Tabel 3.12
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membersihkan Jamban
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Pembersihan Jamban Dalam 1 Minggu
Frekuensi
%
1
1 kali
9
18,0 %
2
2 kali
22
44,0
3
3 kali
16
32,0
4
Kadang-Kadang
2
4,0
5
Tidak pernah dibersihkan
1
2,0
Jumlah
50
100,0
    Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.12 menunjukan bahwa kebersihan jamban yang dibersihkan dalam 1 minggu 1 kali sebanyak 9 responden (18,0 %), kebersihan jamban yang dibersihkan dalam 1 minggu 2 kali sebanyak 22 responden (44,0 %), kebersihan jamban yang dibersihkan dalam 1 minggu 3 kali sebanyak 16 responden (32,0 %), kadang-kadang dibersihkan sebanyak 2 responden (4,0%) dan kebersihan jamban yang tidak pernah dibersihkan sebanyak 1 responden (2,0%)



Tabel 3.13
Distribusi Responden Berdasarkan Letak Sarana Pembuangan Tinja
 Lebih Tinggi dari Sumber Air Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Letak Sarana Pembuangan Tinja
Frekuensi
%
1
Ya
42
84,0
2
Tidak
8
16,0
Jumlah
50
100,0
 Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.13 menunjukan bahwa letak sarana pembuangan dari sumber air lebih tinggi sebanyak 42 responden (84,0 %) dan letak sarana pembuangan dari sumber air yang rendah sebanyak 8 responden (16,0%).
Tabel 3.14
Distribusi Responden Berdasarkan Tersedianya Air Dalam Sarana Pembuangan Kotoran (Tinja)
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Air Dalam Sarana Pembuangan
Frekuensi
%
1
Ya
50
100,0
Jumlah
50
100,0
                            Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukan bahwa tersedianya air dalam sarana pembuangan sebanyak 50 responden (100,0 %).

3.    Sarana Air Bersih
Tabel 3.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Sarana Penyediaan Air Bersih
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Sumber air
Frekuensi
%
1
Memiliki
126
100,0
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.15 menunjukan bahwa Semua memilikji penyediaan air bersih sebanyak 126 responden (100,0 %) .
Tabel 3.16
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Sarana Penyediaan Air Bersih
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jenis Sarana Penyediaan saran
Frekuensi
%
1
PANSIMAS/KER
126
100,0
Total
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.16 menunjukan sarana penyediaan air bersih jenis PANSIMAS/KER sebanyak 126 responden ( 100,0 %).


Tabel 3.17
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Sarana Penyediaan Air Bersih Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kondisi sarana
Frekuensi
%
1
Baik
96
76,1
2
Kurang baik
30
23,9
Jumlah
126
100,0
                             Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.17 menunjukan kondisi sarana penyediaan air bersih yang baik sebanyak 96 responden (23,1 %) dan kondisi sarana penyediaan air bersih yang kurang baik sebanyak 30 responden (76,9 %).
Tabel 3.18
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Sarana air bersih dari rumah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jarak sarana air dari rumah
Frekuensi
%
1
<100 M
1
0,7
2
100 – 200 M
23
18,4
3
>200 M
102
80,9
Jumlah
126
100,0
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.18 menunjukan jarak sarana penyediaan air bersih dengan rumah <100 M sebanyak 1 responden (0,7 %) dan jarak sarana penyediaan air bersih dengan rumah 100 – 200 M sebanyak 23 responden (18,4 %), jarak sarana penyediaan air bersih dengan rumah >200 M sebanyak 102 responden (80,9%).
Tabel 3.19
Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Fisik Air Yang Digunakan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Penampungan air
Frekuensi
%
1
Air Tidak (Berbau, Berasa, Berwarna)
126
126,0
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.19 menunjukan kualitas fisik air yang tidak berbau, berasa, berwarna sebanyak 126 responden (126 %) dan kualitas fisik air yang berbau, berasa dan berwarna  sebanyak 0 responden (0 %).
4.    Penanganan Sampah
Tabel 3.20
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Tempat Hampah
Frekuensi
%
1
Ya
34
27,0
2
Tidak
92
73,0
Jumlah
126
100
                       Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.20 menunjukan bahwa adanya tempat pembuangan sampah sebanyak 34 responden (27,0 %) dan tidak adanya tempat pembuangan sampah sebanyak 92 responden (73,0 %).
Tabel 3.21
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Tempat Pembuangan Sampah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Tempat pembuangan sampah
Frekuensi
%
1
Tong sampah
12
35,2
2
Lubang sampah
21
61,9
3
Keranjang
1
2,9
Jumlah
34
100,0
    Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukan sarana penanganan sampah yaitu tong sampah sebanyak 12 responden (35,2 %), lubang sampah sebanyak 21 responden (61,9 %), Keranjang Sampah sebanyak 1 responden (2,9 %).
Tabel 3.22
Distribsusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Sampah  
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kondisi
Frekuensi
%
1
Ada penutup
12
35,2
2
Tidak ada penutup
22
64,8
Jumlah
34
100,0
                            Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukan kondisi sarana pembuangan sampah yang ada penutup sebanyak 12 responden (35,2 %), dan yang tidak menggunakan penutup sebanyak 22 responden (64,4 %).
5.    Buangan Limbah
Tabel 3.23
Distribusi Responden Berdasarkan Pengaliran Air Limbah (Dapur/Kamar Mandi) Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
Jenis
Frekuensi
%
1
Diresapkan dalam tanah
83
65,8
2
Dialirkan keselokan
40
31,8
3
Penampungan/Ke selokan
3
2,4
Jumlah
126
100,0
 Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.23 menunjukan berdasarkan penanganan air limbah yang diresapkan kedalam tanah sebanyak 83 responden (65,8 %), yang dialirkan keselokan sebanyak 40 responden (31,8 %) dan yang dibuatkan penampungan kemudian dialirkan ke selokan 3 responden (2,4 %).
Tabel 3.24
Distribusi Responden Berdasarkan  Kondisi Sarana Pembuangan Limbah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kondisi Sarana
Frekuensi
%
1
Baik
33
26,1
2
Tidak baik
93
73,9
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.26 menunjukan bahwa kondisi yang baik sebanyak 33 responden (26,1 %) dan kondisi yang tidak baik sebanyak 93 responden (73,9 %).
Tabel 3.25
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengaruh Limbah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Berpengaruh
Frekuensi
%
1
Ya
44
34,9
2
Tidak
82
65,1
Jumlah
126
100,0
                             Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.25 menunjukan pengetahuan tentang pengaruh kondisi sarana limbah sebanyak 44 responden (34,9 %) dan yang tidak mengetahui pengaruh kondisi sarana limbah sebanyak 82 responden (65,1 %).
Tabel 3.26
Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Limbah yang Dapat Timbul
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Pengaruh Yang Timbul
Frekuensi
%
1
Berbau
16
36,3
2
Berkembang biak vektor
15
34,2
3
Mencemari sumber air
13
29,5
Jumlah
44
100,0
                     Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.26 menunjukan bahwa pengaruh limbah yang dapat timbul yaitu berbau sebanyak 16 responden (36,3 %),Berkembang Biak Vektor sebanyak 15 responden (34,2 %) mencemari sumber air sebanyak 13 responden (29,5 %).
6.    Bentuk Rumah
Tabel 3.27
Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Rumah
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Bentuk rumah
Frekuensi
%
1
Permanen
50
39,7
2
Semi permanen
42
33,4
3
Rumah panggung
34
26,9
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.27 menunjukan bahwa bentuk rumah permanen sebanyak 50 responden (39,7 %), bentuk rumah semi permanen sebanyak 42 responden (33,4 %), dan bentuk rumah panggung sebanyak 34 responden (26,9 %).
Tabel 3.28
Distribusi  Responden Berdasarkan Tersedianya Jendela/ Ventilasi
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Tersedia Jendela/Ventilasi
Frekuensi
%
1
Ya
116
92,0
2
Tidak
10
8,0
Jumlah
126
100,0
                               Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.28 menunjukan bahwa adanya jendela/ventilasi sebanyak 116 responden (92,0 %) dan tidak adanya jendela sebanyak 10 responden (8,0 %).
Berdasarkan alasan tidak adanya jendela / ventilasi di setiap ruangan yaitu:
a.    Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya jendela/ ventilasi
b.    Pengaruh kondisi cuaca dilingkunganya terlalu dingin dan kalau diperkebunan masuknya binang-binang atau binatang kecil, sehingga tidak ada jendela/ ventilasi.
c.    Bentuk rumah yang kecil sehingga tidak mempunyai jendela/ ventilasi
Tabel 3.29
Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Pekarangan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kebersihan Lingkungan
Frekuensi
%
1
Bersih
59
46,8
2
Kotor
67
53,2
Jumlah
126
100,0
                                   Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.29 menunjukan bahwa bersihnya lingkungan kekarangan sebanyak 59 responden (46,8 %) dan kotornya lingkungan pekarangan sebanyak 67 responden (53,2 %).

Tabel 3.30
Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Pekarangan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Pemanfaatan pekarangan
Frekuensi
%
1
Tanaman obat, sayur dan buah
12
9,5
2
Tanaman hias dan kolam ikan
8
6,3
3
Memelihara ternak
37
29,4
4
Tidak dimanfaatkan
69
54,8
Jumlah
126
100,0
                         Sumber data primer 2014
Berdasarkan tabel 3.30 menunjukan bahwa manfaat pekarangan sebagai tanaman obat, sayur dan buah sebanyak 12 responden (9,5%), tanaman hias dan kolam ikan sebanyak 8 responden (6,3 %), memelihara ternak sebanyak 37 responden (29,4 %), dan yang tidak dimanfaatkan sebanyak 69 responden (54,8 %).
7.    Binatang / Vektor Penularan Penyakit
Tabel 3.31
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kepemilikan Kandang ternak
Frekuensi
%
1
Ya
37
29,3
2
Tidak
89
70,7
Jumlah
126
100,0
                          Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.31 menunjukan bahwa adanya kandang ternak sebanyak 37 responden (31,3  % ) dan tidak adanya kandang ternak sebanyak 89 responden (70,7 %).
Tabel 3.32
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Kandang
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Jarak  (meter) Rumah dengan Kandang
Frekuensi
%
1
<10 M
25
67,5
2
10-15 M
12
32,5
Jumlah
37
100,0
                      Sumber data primer 2014
Berdasarkan tabel 3.32 menunjukan bahwa jarak rumah dengan kandang <10 M sebanyak 25 responden (67,5 %), dan jarak rumah dengan kandang 10-15 M sebanyak 12 responden (32,5 %).
Tabel 3.33
Distribusi Responden Berdasarkan Terdapatnya Tikus Dan Kecoak
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Terdapat Tikus dan kecoak
Frekuensi
%
1
Ada
90
71,4
2
Tidak ada
36
28,6
Jumlah
126
100,0
                                Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.33 menunjukan bahwa adanya tikus dan kecoa sebanyak 90 responden (71,4 %) dan berdasarkan tidak adanya tikus dan kecoa sebanyak 36 responden (28,6 %).
8.    Gizi Keluarga dan Upaya Kesehatan
Tabel 3.34
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pagi
Desa Tosale Kec.Banawa Selatan Kab.Donggala
2014

No
Kebiasaan Sarapan
Frekuensi
%
1
Ya
121
96,0
2
Tidak
3
2,4
3
Kadang-kadang
2
1,6
Jumlah
126
100,0
Sumber Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 3.34 menunjukan bahwa penduduk yang sarapan pagi sebanyak 121 responden (96,0 %) dan yang tidak sarapan pagi sebanyak 3 responden (2,4 %), dan kadang-kadang sebanyak 2 responden (1,6 %).
Tabel 3.35
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan 3 Kali Sehari
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kebiasaan Makan 3 kali sehari
Frekuensi
%
1
Ya
121
96,0
2
Tidak Menentu
5
4,0
Jumlah
126
100
                            Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.35 menunjukan bahwa penduduk yang  makan 3 kali Sehari sebanyak 121 responden (96,0 %) dan yang tidak makan 3 kali Sehari sebanyak 5 responden (4,0 %).
Tabel 3.36
Distribusi Responden Berdasarkan konsumsi Nasi Sayur Ikan Dalam Sehari
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kebiasaan konsumsi nasi, sayur
dan ikan
Frekuensi
%
1
Ya
107
84,9
2
Tidak
6
4,7
3
Kadang-Kadang
13
10,4
Jumlah
126
100,0
                        Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.36 menunjukan bahwa yang mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari sebanyak 107 responden (84,9 %) yang tidak mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari sebanyak 6 responden (4,7 %). Dan yang kadang-kadang mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari sebanyak 13 responden (10,4%).
Tabel 3.37
Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Vitamin/Suplemen
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kebiasaan konsumsi Vitamin/Suplemen
Frekuensi
%
1
Ya
1
0,7
2
Tidak
95
75,3
3
Kadang-kadang
30
24,0
Jumlah
126
100,0
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.37 menunjukan bahwa yang mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 1 responden (0,7 %) yang tidak mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 95 responden (75,3 %) dan yang kadang-kadang mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 30 responden (24,0 %).
Tabel 3.38
Distribusi Responden Berdasarkan Berkunjung ke Pelayanan Kesehatan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Berkunjung ke Pelayanan Kesehatan
Frekuensi
%
1
Satu kali dalam seminggu
9
7,1
2
Satu kali dalam sebulan
3
2,4
3
Bila Sakit/ada perlu
112
88,9
4
Tidak pernah
2
1,6
Jumlah
126
100,0
                            Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3,38 kunjungan satu kali dalam seminggu masyarakat desa Taripa ke pelayanan kesehatan sebanyak 9 responden (7,1 %), kunjungan satu kali dalam sebulan sebanyak 30 responden (20,0 %), dan tidak pernah berkunjung sebanyak 73 responden (48,7 %).
Tabel 3.39
Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Tenaga Kesehatan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kunjungan Tenaga Kesehatan
Frekuensi
%
1
Ya
95
75,3
2
Tidak
31
24,7
Jumlah
126
100,0
                                 Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.39 menunjukan bahwa adanya kunjungan tenaga kesehatan sebanyak 95 responden (75,3 %) dan tidak adanya kunjungan tenaga kesehatan sebanyak 31 responden (24.7 %).
Tabel 3.40
Distribusi Responden Berdasarkan Kesediaan Membantu
Pembangunan Sarana Kesehatan  Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kesediaan Membantu Pembangunan Sarana
Frekuensi
%
1
Ya
126
100
Jumlah
126
100,0
                      Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.40 menunjukan bahwa warga yang bersedia membantu pembangunan sarana sebanyak 126 responden (100 %) dan tidak bersedia membantu pembangunan sarana sebanyak 0 responden (0 %).
Tabel 3.41
Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Bantuan Pembangunan Sarana
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Kerjasama Masyarakat
Frekuensi
%
1
Kerjasama (tenaga & pikiran)
121
96,1
2
Hasil bumi
5
3,9
Jumlah
126
100,0
                         Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.41 menunjukan bahwa bentuk kerja sama (tenaga & pikiran) sebanyak 121 responden (96,1 %), dan hasil bumi sebanyak 5 responden (3,9 %).
Tabel 3.42
Distribusi Responden Berdasarkan Adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun terakhir Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Sakit
Frekuensi
%
1
Ya
55
43,6
2
Tidak
71
53,4
Jumlah
126
100,0
                                    Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.42 menunjukan bahwa adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun terakhir di desa Taripa sebanyak 55 responden (43,6 %) dan tidak adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun terakhir sebanyak 71 responden (53,4 %).
Berdasarkan hal tersebut terdapat 3 penyakit yang sering terjadi di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala yaitu :
1.    Demam
2.    Hipertensi
3.    Batuk
4.    Asam Urat
5.    Diabetes
6.    Asma
7.    Flu
Tabel 3.43
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Sarana Pelayanan Kesehatan
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Sarana Penggunaan Pelayanan kesehatan
Frekuensi
%
1
Puskesmas/tenaga kesehatan
31
56,5
2
Rumah sakit
5
9,0
3
Dukun
17
30,9
4
Dirawat Sendiri
2
3,6
Jumlah
55
100
                     Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.43 menunjukan sarana pelayanan kesehatan yaitu puskesmas/tenaga kesehatan sebanyak 31 responden (56,5 %), pelayanan kesehatan rumah sakit 5 responden (9,0 %), dukun  sebanyak 17 responden (30,9 %) dan dirawat sendiri sebanyak 2  responden (3,6%).
Tabel 3.44
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan pergi ke Dukun
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015

No
Alasan Berobat ke Dukun
Frekuensi
%
1
Kebiasaan/kepercayaan
8
47,1
2
Dekat dan cepat di layani
6
35,3
3
Murah
1
5,9
4
Puskesmas jauh & mahal
2
11,7
Jumlah
17
100
                     Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.44 menunjukan bahwa alasan pergi ke dukun yaitu kebiasaan/kepercayaan sebanyak 8 responden (47,1 %), dekat dan cepat dilayani sebanyak 6  responden (35,3 %) Murah sebanya1 responden (5,9 %) dan puskesmas/jauh maha sebanyak 2 responden (11,7 %).
Tabel 3.45
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan pergi ke Puskesmas
Desa Tosale Kec.Banawa Selatan Kab.Donggala
2014

No
Alasan
Frekuensi
%
1
Kebiasaan
31
100,0
Jumlah
31
100
                     Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.45 menunjukan bahwa alasan pergi ke puskesmas yaitu kebiasaan sebanyak 31 responden (100,0 %).

B.       Pembahasan
1.    Pembuangan Kotoran Manusia
Warga Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala  didominasi oleh penduduk yang tidak menggunakan Jamban. Ada juga sebagian kecil yang menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan kotoran (BAB), masih banyak yang menggunakan alternatif pembuangan air besar yaitu di Sungai. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi maupun kebiasaan masyarakat yang secara turun-temurun menggunakan Aliran sungai untuk membuang kotoran (BAB). Keadaan ini sangat memungkinkan bagi vektor penyakit untuk berkembang biak dan menularkan penyakit kepada masyarakat diantaranya : penyakit Diare, Disentri, dan Gastroentritis.
Faktor lain juga karena kuranganya pengetahuan dan keasadaran dari masyarakat akan pentingnya membuang tinja pada tempatnya. Tetapi ada terdapat beberapa diantaranya sudah tersedia jamban sendiri disetiap rumah. Kebiasaan warga Desa Taripa membersihkan jamban sudah cukup bagus karena sebagian besar warga membersihkan jamban 2-3 kali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan keasadaran masyarakat terhadap kebersihan jamban sudah cukup bagus.
Jarak pembungan kotoran dari SPT yang digunaka penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar sudah memenuhi syarat, akan tetapi masih terdapat beberapa yang tidak memenuhi syarat, sehingga dapat berdampak terhadap Sumber Air Bersih yang digunakan.
Masyarakat di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar Sudah menyediakan air dalam sarana pembungannya karena kurangnya masyarakat yang membuang kotoran di tempat yang sudah disediakan yaitu jamban umum. Maka dari itu sangatlah penting pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat untuk menyadari akan pentingnya jamban.
2.    Sarana Air Bersih
Penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar sudah memiliki sarana penyediaan air bersih, hal ini disebabkan karena Desa taripa dekat dengan sungai besar dan mata air. Ada dua saran air bersih yang digunakan oleh warga desa taripa ialah PANSIMAS dan KER merupakan kegiatan penyediaan sarana air minum dan sanitasi.
3.    Penanganan Sampah
Penduduk Desa Taripa Kecamatan Sindue didominasi oleh penduduk yang belum memiliki tempat pembungan sampah. Sedikitnya sudah tersedianya tempat untuk pembungan sampah, masyarakat masih susah untuk membuang sampah-sampah yang telah menumpuk selama beberapa hari di TPA, dan juga kurangnya sarana pengangkut sampah yang datang ke Desa Taripa untuk mengangkat sampah-sampah, maka dari hal tersebut masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah-sampah yang telah menumpuk tersebut di sungai.
Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan dan kesdaran masyarakat terhadap dampak dari sampah. Akan tetapi masih ada pula yang belum mempunyai tempat sampah hal ini disebabkan oleh faktor kebiasaan masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat dan tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan, misalnya tersumbatnya saluran air maupun pencemaran Sungai sehingga mengurangi nilai estetika.
Sebagian besar sarana pembuangan sampah belum memiliki penutup sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan perkembangbiakkan berbagai vektor penyakit.  Tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah tentang pengaruh sampah terhadap kesehatan.
4.    Sarana Pembuangan Air Limbah
Pengaliran air bekas dari dapur/kamar mandi yang digunakan di Desa Taripa Kecamatan Sindue kabupaten Donggala lebih dominan oleh keluarga yang mengalikan air limbahnya ke belakang rumah (Diserap dalam tanah) atau (tidak memenuhi syarat kesehatan). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat belum cukup baik tentang pengaruh limbah yang dapat timbul, dukarenakan masyarakat menganggap limbah merupakan hal yang biasa dilingkungan mereka.
5.    Keadaan Rumah Penduduk
Penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue menurut jenis rumahnya, sebagian besar memiliki bentuk rumah semi permanen dan rumah panggung, hal ini disebabkan oleh pekerjaan mereka sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang tidak tetap. Masyarakat Desa Taripa juga mengetahui pentingnya ventilasi dan jendela sebagai sirkulasi udara dan tempat masuknya pencahayaan. Hal ini dapat terlihat dari tiap ruangan yang memiliki jendela/ventilasi.
Masyarakat di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala telah membiasakan membersihkan pekarangan rumahnya, hal ini di tandai dengan di dominasinya warga yang mempunyai pekarangan masih kotor. Sebagian besar masyarakat tidan memanfaatkan pekarangan untuk tanaman obat, sayur, dan buah.

6.    Binatang/Vektor Penular Penyakit
Masyarakat desa Taripa sebagian besar mempunyai kandang untuk ternaknya dengan memanfaatkan lahan kosong untuk kandang ternaknya.
Namun adapun yang memiliki kandang mempunyai jarak <10 M dari rumah penduduk. Dan hal itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Warga desa Taripa Kecamatan Sindue hampir sebagian rumahnya terdapat Tikus dan Kecoa. Tikus dan kecoa merupakan binatang/vektor yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
7.    Gizi Keluarga dan Upaya Kesehatan
Warga desa Taripa Kecamatan Sindue rata-rata masyarakatnya sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas, tapi masih ada beberapa keluarga yang tidak sarapan pagi alasannya karena faktor kebiasaan. Padahal sarapan pagi sangat penting untuk membangun energi sehingga stamina yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tercukupi. Di Desa Taripa Kecamatan Sindue rata-rata masyarakatnya sudah mengetahui pentignya mengkonsumsi sayuran dan lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh agar terjadi peningkatan status gizi keluarga.
Banyak warga yang tidak mengkonsumsi vitamin/suplemen untuk penambah energi, hal ini disebabkan karena mereka menganggap banyak alternatif lain yang murah dan mudah didapatkan tanpa harus menggunakan biaya, seperti madu, jamu, dll.
 Kurangnya minat masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke Polindes maupun Puskesmas. Dengan kurangnya memeriksakan kesehatan pada Pelayanan kesehatan dapat menyebabkan perkembangan penyakit dalam tubuh meningkat. Perilaku masyarakat yang sadar akan pelayanan kesehatan sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan hal ini ditandai dengan hampir 98% penduduknya menggunakan sarana kesehatan sebagai alternatif pengobatan terbaik bagi anggota keluarga, mereka khawatir akan faktor keselamatan dan keamanan keluarga mereka jika pergi kedukun.
Warga desa Taripa Kecamatan Sindue sebagian besar pergi ke puskesmas apabila ada anggota keluarga yang sakit,  akan tetapi masih ada pula yang mau pergi berobat kedukun. Faktor utamanya karena kebiasaan/kepercayaan dan dekat serta cepat dilayani sehingga masyarakat yang secara turun temurun memilih alternative dukun sebagai pelayanan kesehatan.

C.       Prioritas Masalah Penentuan Prioritas Masalah
Dari hasil pendataan yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 12 Juni 2015, Masalah penanganan sampah Kelu0arga yang menjadi prioritas utama dan sesuai dengan Prioritas masalah berdasarkan hasil pertemuan dengan tokoh masyarakat Desa Taripa, jadi dari 2 masalah ( jamban, dan sampah) yang ada di Desa Taripa yang menjadi prioritas utama pada PBL I adalah pengadaan tempat sampah keluarga.
Penentuan prioritas masalah ini dilakukan melalui suatu diskusi bersama dengan wakil Tokoh Masyarakat Desa Taripa dan Bapak Kades maka didapat prioritas masalah tentang penanganan tempat sampah.
Hasil pertemuan prioritas masalah dengan Metode CARLU dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode CARLU
Versi Masyarakat Desa AMPE MALIKO

NO
PERMASALAHAN
C
A
R
L
U
POINT
RANGKING
1
JAMBAN
3
3
4
4
4
576
2
2
SARANA AIR BERSIH
3
3
3
3
3
243
3
3
TEMPAT SAMPAH
4
4
4
4
4
1024
1
4
AIR LIMBAH
3
3
2
2
2
72
4
5
VEKTOR PENYAKIT
1
1
1
4
2
8
5

Dalam penentukan prioritas masalah metode yang digunakan adalah metode CARLU, dimana:
C = Capability ( Kemampuan menyelesaikan masalah )
A = Accessbility ( Kemudahan menyelesaikan masalah )
R = Readyness ( Kesiapan menyelesaikan masalah )
L = Lavarance ( Keterklaitan dengan bagian lain, bisa / tidak bisa diatasi )
U = Urgency ( Kegawatan masalah )
Metode CARLU menggunakan score ( nilai ) sebagai berikut :
1= Sulit
2= Sedang
3= Mudah
4= Sangat Mudah

D.   Faktor Pendukung  Dan Penghambat
Faktor pendukung selama kami melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL 1) di Desa Taripa yaitu, diterimanya kami Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dengan baik dirumah Bapak Kepala Desa beserta keluarganya, tidak lupa pula dengan sambutan yang baik dan hangat dari masyarakat di Desa Taripa pada awal kedatangan kami. Selain  itu adanya profil dari Desa Taripa diantaranya sejarah Desa Taripa, keadaan geografis, peta Desa Taripa yang sangat mendukung untuk pembuatan laporan kami. Dan juga fasilitas sarananya seperti mesjid yang dekat dengan posko kami sangat membantu dalam melaksanakan sholat berjamaah.
Adapun faktor penghambatnya yaitu susahnya akses jalan pada saat pendataan di dusun 5 karena bertepatan sebagian berada dipegunungan. Dan adanya masyarakat yang tidak mengetahui Bahasa Indonesia, sehingga pada saat kami melakukan pendataan, adanya sedikit kesulitan dalam berkomunikasi. Serta tidak adanya jaringan yang menjadi salah satu penghambat bagi kami untuk berkomunikasi dengan teman-teman, orang tua, dan Dosen.
Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat tidak sama sekali menjadi masalah dalam melaksanakan Penglaman Belajar Lapangan (PBL 1) karena yang kami ikhlas dalam menjalankannya.












BAB 1V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pengalaman  Belajar Lapangan (PBL) adalah salah satu bentuk dan cara pengajaran kepada mahasiswa. Disamping Pengalaman Belajar Ceramah (PBC), Pengalaman Belajar Praktika (PBK) dan Pengalaman Belajar Diskusi (PBD). Keempat bentuk pengalaman belajar tesebut diatas, akan menjadi satu kesatuan yang dapat menumbuhkan, membina sikap serta   memeperkuat kemampuan mahasiswa dalam proses mencapai tujuan pendidikan yang di inginkan.
Selama pelaksanaan PBL I mahasiswa dihadapkan langsung dengan permasalahan khususnya tentang masalah kesehatan yang ada dilapangan dengan harapan mahasiswa dapat melakukan pengolahan data dan mampu mengidentifikasi masalah yang terkait dengan kesehatan itu sendiri.
Setelah kami melaksanakan PBL I di Desa Taripa, maka kami dapat menarik beberapa masalah kesehatan yang di temukan, yaitu :
1.    Masalah jamban keluarga
Dari 126 KK yang ada di Desa Taripa hanya terdapat 50 KK yang memiliki jamban dengan proporsi  39,6 %



2.    Masalah pembuangan sampah
Dari 126 KK yang berada di Desa Taripa yang sudah mempunyai tempat sampah sebanyak 34 atau sekitar 27,0%  dan sebanyak 92 dengan proposi 73.0% yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah.
3.    Masalah sistem pembuangan air limbah
Masih  kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan air limbah yang baik dan benar yaitu dari 126 KK terdapat 93 KK dengan proporsi 73,9%  Kondisi sarana pembuangan air limbah yang kurang baik.

A.      Saran
1.    Polindes
Diharapkan sesegera para petugas polindes yang ada di wilayah tersebut Aktif dalam melaksanakan pelayanan dan bekerjasama dengan puskesmas induk agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang selayaknya.
2.    Pemerintah Desa
Diharapkan bisa bekerjasama dengan baik antar aparat desa dalam melaksanakan program kesehatan.