PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di era globalisasi ini, seiring dengan
berkembangnya segala bentuk kemajuan, baik itu kemajuan di bidang tekhnologi,
pengetahuan, keterampilan bahkan penyakitpun mengalami kemajuan yang sangat
pesat, banyak dari beberapa penyakit yang bermunculan dan belum diketahui apa
penyebabnya namun tak sedikit pula
penyakit-penyakit lama yang masih harus dicari dan diteliti secara
terus-menerus dan berkesinambungan agar dapat diketahui apa penyebab muculnya
penyakit tersebut dan dapat pula dicari cara pencegahanya, penyakit-penyakit
yang banyak bermunculan di masyarakat luas, sangat banyak baik yang bermuculan
di masyarakat yang menempati di satu negara, provinsi, kota bahkan desa
sekalipun.
Permasalahan kesehatan tersebut sudah sepatutnya
dicari jalan keluarnya, dengan berbagai usaha, baik itu usaha yang dilakukan
dengan cara langsung maupun tidak langsung, usaha mencari jalan keluar pada
masalah kesehatan dengan cara langsung yang dimaksud adalah usaha turun
langsung kelapangan dengan melakukan sistem community diagnosis, dengan cara
pendekatan melalui komunikasi yang baik, dan dapat pula mengenal kebudayaan
masyarakat di daerah tersebut karena masalah budaya sangat erat hubungannya
dengan masalah perilaku Masyarakat akan kesehatan, adapun usaha-usaha yang
dilakukan tersebut bertujuan agar hubungan komunikasi antar masyarakat dengan
petugas dapat berjalan dengan baik sehingga informasi tentang masalah kesehatan
di suatu wilayah dapat diperoleh dengan baik pula.
PBL 1 (Pengalam Belajar Lapangan 1 ) merupakan
pengalaman turun langsung kelapangan (observasi) di suatu wilayah dimana
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada Mahasiswa agar
dapat mengenal masyarakat dan mencari tahu masalah kesehatan apa yang terjadi di
wilayah tersebut, menganalisis serta mencari solusi dari masalah kesehatan
sehingga meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
B.
Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I
Ada
dua tujuan penting dari pengalaman belajar lapangan (PBL) I yaitu :
1.
Tujuan Umum
a. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan
masyarakat yang berorientasikan pada kesehatan bangsa.
b. Meningkatkan kemampuan dasar keprofesian dalam
pengembangan dan kebijakan kesehatan.
c. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat untuk
menangani permasalahan khusus kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
khusus
a. Mahasiswa mampu mengenali dan memahami
keadaan masyarakat dan oraganisasi kemasyarakatan yang ada.
b. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami tata
nilai/norma yang ada dalam masyarakat.
c. Mahasiswa mampu bekerjasama secara tim dalam
melaksanakan kegiatan
d. Mahasiswa
mampu mengumpulkan data primer dan data sekunder serta melaksanakan
identifikasi masalah dari data tersebut.
e. Mahasiswa mampu bekerjasama dengan
masyarakat dalam menentukan masalah kesehatan setempat.
f. Mahasiswa
mampu menyusun laporan pelaksanaan kegiatan PBL I sebagai bahan kegiatan pada
PBL I.
C. Waktu
Dan Tempat Pelaksanaan PBL
1.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan PBL I
Kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL) I dilaksanakan selama 14 (Empat belas hari) yang dimulai pada tanggal 29
Mei sampai dengan 12 juni 2015.
2.
Lokasi Kegiatan PBL I
Kegiatan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) I merupakan awal
dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan. Berdasarkan hal itu, maka ada
8 Desa yang menjadi tempat PBL mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unismuh Palu Tahun 2015 yaitu Desa Toaya
Funta, Desa
Toaya, Desa Masaingi, Desa Marana, Desa Amal, Desa Kumbasa, Desa Sumari, dan Desa Taripa, di Desa Taripa sebagai lokasi kami untuk melaksanakan kegiatan PBL.
D. Manfaat
1.
Manfaat
Bagi Instansi
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini adalah instansi
kesehatan dalam rangka menetapkan kebijakan kesehatan Khususnya Perencanaan
Program-Program Kesehatan .
2.
Manfaat Bagi
mahasiswa
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini bagi mahasiswa adalah mahasiswa mampu mengolah
data dan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan.
3.
Manfaaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini adalah :
a. Sebagai kegiatan evaluasi penyelenggaraan program
pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
b. Mewujudkan program perguruan tinggi dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat.
4.
Manfaat
Bagi Masyarakat
Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL I ini bagi masyarakat
adalah agar masyarakat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang
ada di Desa Taripa Kec. Sindue Kab. Donggala serta
bagaimana solusi dan pemecahannya.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL
A. Sejarah
Terbentuknya Desa Taripa
Desa Taripa
adalah salah satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Sindue
Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Berjarak 10 Km dari Ibu Kota
Kecamatan dan 60 Km dari Ibu Kota Kabupaten.
Dalam sejarahnya
Desa Taripa sudah mulai dihuni sejak tahun 1936, dimana pada saat
itu orang-orang kaili yang
menepati desa taripa tersebut, nama desa taripa yang berarti mangga. Untuk
terbentuknya desa taripa masyarakat menemui banyak hambatan, penduduk desa
taripa lari kegunung karena takut dengan orang-orang belanda, setelah sudah mulai aman oleh orang
belanda masyarakat turun kembali ke desa taripa, ditahun 1942 lagi terpaksa
warga desa taripa naik kegunung lagi pada masa penjajahan. Tahun 1949 barulah
ditempati desa taripa yang mayoritas suku kaili penduduknya dan sekitar 80 KK
yang menepati desa tersebut namun lambat laun masyarakat taripa banyak yang
pindah tempat, terutama kedaerah poso.
Desa taripa
mempunyai adat istiadat yang disebut dengan Mampakoni yakni adat untuk orang
sakit, dalam jangka 1 bulan warga desa taripa tidak bisa melakukan aktifitas
seperti mencuci pakaian dan membakar ikan, adat istiadat itu pun berlanjut
hingga saat ini.
Desa taripa
mempunyai kepercayaan bahwa dikampung tersebut tidak bisa membakar
terung, undang dan paria menurut mereka hal itu akan mendatangkang bahaya jika
hal itu dilakukan, karena makhluk halus atau setan akan mengganggu orang
tersebut hingga mati, jika orang melakukan hal tersebut.
Keadaan iklim Desa
Taripa, mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.
B.
Letak
Geografis
Desa Taripa merupakan salah satu Desa yang terletak
di Kecamatan Sidue Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Desa Taripa
memiliki III dusun. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah
utara berbatasan dengan : Desa Amal
2. Sebelah
timur berbatasan dengan : Kabupaten Parimo
3. Sebelah
Selatan berbatasan dengan : -
4. Sebelah
barat berbatasan dengan : Desa Sumari
Desa
Taripa berjarak dari :
1.
Pusat
Pemerintahan Kecamatan Sindue : ± 10 Km
2. Ibukota
kabupaten :
± 60 Km
3. Ibukota
propinsi :
± 30 Km
C.
Kondisi
Geografis
Wilayah Desa Taripa
terletak di kaki gunung bagian barat Kabupaten Donggala. Secara geografis
wilayah Desa Taripa datar, berbukit dan pegunungan. Curah hujan dan keadaan
cuaca di Desa Taripa tidak menentu, kadang-kadang hujan dan kadang-kadang panas
berkepanjangan dengan suhu udara rata-rata 33 0 c.
D. Keadaan
Demografis
1. Data Penduduk
Berdasarkan
Data jumlah KK ( Kepala Keluarga )
di Desa Taripa adalah 126 KK yang terdiri dari 3 dusun yaitu dusun 1, dusun 2, dan
dusun 3.
2.
Sarana
dan Prasarana Desa Taripa
Jenis sarana dan prasarana di Desa Taripa, terdiri atas :
Tabel 2.1
Sarana Dan Prasarana Desa Taripa Kec. Sindue Kab.
Donggala
2015
No
|
Jenis sarana dan prasarana Desa
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kantor Desa
|
1
|
|
2
|
Gedung SD
|
1
|
|
3
|
Gedung TK
|
1
|
|
4
|
Mesjid
|
1
|
|
5
|
Polindes/Pustu
|
1
|
|
6
|
Jembatan
|
2
|
|
7
|
Lapangan bola volly
|
1
|
Sumber
: Data Sekunder 2015
BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan
hasil pengumpulan data selama 3
hari dari tanggal 01 juni- 03 juni 2015 yang dilakukan dengan wawancara
dari rumah ke rumah sebanyak 126 KK dari jumlah keseluruhan penduduk desa Taripa yang berjumlah 140 KK. Pendataan yang dilakukan di Dusun I, II dan III.
Pendataan yang kami lakukan tidak sesuai dengan jumlah KK yang ada di desa Taripa. Karena sebagian besar
penduduk desa Taripa sudah
ada yang pindah dan merantau,
dan pada saat kami melakukan pendataan banyak masyarakat desa Taripa yang tidak berada di desa Taripa tersebut.
1. Karakteristik
Responden
Tabel 3.1
Distribusi
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis kelamin
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Laki-laki
|
124
|
98,4
|
2
|
Perempuan
|
2
|
1,6
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sebanyak 124 responden (98,4 %) dan perempuan sebanyak 2 responden (1,6 %).
Tabel 3.2
Distribusi
Responden Berdasarkan Umur Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Umur KK
( TAHUN )
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
16-20
|
1
|
0.8
|
2
|
21-25
|
3
|
2.4
|
3
|
26-30
|
14
|
11.1
|
4
|
31-35
|
22
|
17.5
|
5
|
36-40
|
20
|
15.9
|
6
|
>40
|
66
|
52.4
|
Jumlah
|
126
|
100.0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa Umur Kepala Keluarga 16-20 sebanyak 1 responden (0,8 %), 21-25 sebanyak 3 responden (2,4 %), 26-30 sebanyak 14 responden (11,1 %), 31-35
sebanyak 22 responden (17.5 %), 36-40 sebanyak 20 responden (15.9 %), >40
sebanyak 66 responden (52,4 %)
Tabel 3.3
Distribusi
Responden Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Petani
|
121
|
96,0
|
2
|
Buruh
|
1
|
0,8
|
3
|
PNS
|
2
|
1,6
|
4
|
URT
|
2
|
1,6
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan kepala keluarga
Petani sebanyak 121 responden (96,0 %), Buruh sebanyak 1 responden (0,8 %), PNS sebanyak 2 responden (1,6 %), URT sebanyak 2 responden (1,6 %).
Tabel 3.4
Distribusi
Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir Kepala Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Pendidikan Terakhir
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Tidak sekolah
|
11
|
8,7
|
2
|
SD
|
68
|
54,0
|
3
|
SMP
|
16
|
12,7
|
4
|
SMA
|
18
|
14,3
|
5
|
S1
|
13
|
10,3
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir kepala
keluarga, yang Tidak Pernah sekolah sebanyak 11 responden (8,7 %), SD sebanyak 68 responden (54,0 %), SMP sebanyak 16 responden (12,7 %), SMA sebanyak 18 responden (14,3 %), S1 sebanyak 13 responden (10,3 %).
Tabel 3.5
Distribusi
Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jumlah Keluarga
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
1-2
|
15
|
11.9
|
2
|
3
|
43
|
34.1
|
3
|
4
|
41
|
32.3
|
4
|
5
|
20
|
15,9
|
5
|
6
|
2
|
1.6
|
6
|
8
|
1
|
0.8
|
7
|
9
|
4
|
3.2
|
Jumlah
|
126
|
100
|
sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa jumlah keluarga, 1-2 sebanyak 15 responden (11,9 %), 3 sebanyak 43 responden (34,1 %), 4 sebanyak 41 responden (32,3 %), 5 sebanyak 20 responden (15,9 %), 6 sebanyak 2
responden (1,6 %) 8 Sebanyak 1 responden (0,8 %), dan 9 Sebanyak 4 Responden
(3,2 %).
Tabel 3.6
Distribusi
Responden Berdasarkan Rata-Rata Penghasilan Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Rata – rata Penghasilan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
200.000-500.000
|
58
|
46,0
|
2
|
500.000-1.000.000
|
51
|
40,5
|
3
|
1.000.0000-3.000.000
|
17
|
13,5
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa Penghasilan rata-rata 200.000-500.000 sebanyak
58 responden (46,0 %) dan 500.000-1.000.000 sebanyak 51 responden (40,5 %), 1.000.000-3.000.000
sebanyak 17 responden (13,5 %).
Tabel 3.7
Distribusi
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anggota Keluarga
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Laki-laki
|
139
|
37,4
|
2
|
Perempuan
|
233
|
62,6
|
Jumlah
|
372
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa jenis
kelamin laki-laki sebanyak 139 responden (37,4%) dan perempuan sebanyak 233 responden (62,6 %).
2.
Pembuangan
Kotoran Manusia
Tabel 3.8
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan
Jamban
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kepemilikan
Jamban
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
50
|
39,6
|
2
|
Tidak
|
76
|
60,4
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa yang
menggunakan jamban sebanyak 50 responden (39,6 %) dan tidak menggunakan jamban sebanyak 76 responden (60,4 %).
Tabel 3.9
Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Jamban
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis Jamban
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Leher
angsa
|
46
|
92,0
|
2
|
Jamban
umum/Numpang
|
4
|
8,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa jumlah
Anggota Keluarga yang menggunakan Jamban berjenis Leher Angsa sebanyak 46 responden (92,0 %), dan yang menggunakan jamban umum/numpang
sebanyak 4 responden (8,0 %).
Tabel 3.10
Distribusi Responden
Berdasarkan Yang Tidak Memiliki
Pembuangan Kotoran (Tinja) Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis Jamban
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Lain – lain/Sungai
|
76
|
100,0
|
Jumlah
|
76
|
100,0
|
sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukan bahwa jumlah
anggota keluarga yang membuang kotoran sungai sebanyak 76 responden (100,0 %).
Tabel 3.11
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana
Pembuangan Kotoran
Yang Digunakan Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kondisi Sarana
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Baik dan digunakan
|
40
|
80,0 %
|
2
|
Baik tapi tidak digunakan
|
4
|
8,0 %
|
3
|
Rusak
|
6
|
12,0 %
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukan bahwa kondisi
sarana yang baik digunakan sebanyak 40 responden (80,0 %), kondisi sarana yang baik tapi tidak digunakan sebanyak 4 responden (8,0 %), dan kondisi sarana yang rusak sebanyak 6 responden (12.0 %).
Tabel 3.12
Distribusi Responden
Berdasarkan Frekuensi Membersihkan Jamban
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Pembersihan Jamban Dalam 1 Minggu
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
1 kali
|
9
|
18,0
%
|
2
|
2 kali
|
22
|
44,0
|
3
|
3 kali
|
16
|
32,0
|
4
|
Kadang-Kadang
|
2
|
4,0
|
5
|
Tidak pernah
dibersihkan
|
1
|
2,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.12 menunjukan bahwa kebersihan
jamban yang dibersihkan dalam 1 minggu 1 kali sebanyak 9 responden (18,0 %), kebersihan jamban yang dibersihkan dalam 1
minggu 2 kali sebanyak 22 responden (44,0 %), kebersihan jamban yang dibersihkan dalam 1
minggu 3 kali sebanyak 16 responden (32,0 %),
kadang-kadang dibersihkan sebanyak 2 responden (4,0%) dan kebersihan jamban yang
tidak pernah dibersihkan sebanyak 1 responden (2,0%)
Tabel 3.13
Distribusi Responden
Berdasarkan Letak Sarana Pembuangan
Tinja
Lebih Tinggi dari
Sumber Air Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Letak Sarana Pembuangan Tinja
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
42
|
84,0
|
2
|
Tidak
|
8
|
16,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber data
primer 2015
Berdasarkan tabel 3.13 menunjukan bahwa letak sarana
pembuangan dari sumber air lebih tinggi sebanyak 42 responden (84,0 %) dan letak sarana pembuangan dari sumber air yang rendah sebanyak 8
responden (16,0%).
Tabel 3.14
Distribusi Responden
Berdasarkan Tersedianya Air Dalam Sarana Pembuangan Kotoran (Tinja)
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Air Dalam Sarana Pembuangan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
50
|
100,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukan bahwa tersedianya air dalam sarana pembuangan sebanyak 50 responden (100,0 %).
3.
Sarana
Air Bersih
Tabel 3.15
Distribusi
Responden Berdasarkan Kepemilikan Sarana Penyediaan Air
Bersih
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Sumber air
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Memiliki
|
126
|
100,0
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.15 menunjukan bahwa Semua memilikji penyediaan air bersih sebanyak 126 responden (100,0 %) .
Tabel 3.16
Distribusi
Responden Berdasarkan Jenis Sarana
Penyediaan Air Bersih
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis Sarana Penyediaan saran
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
PANSIMAS/KER
|
126
|
100,0
|
Total
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.16 menunjukan sarana penyediaan
air bersih jenis PANSIMAS/KER sebanyak 126 responden ( 100,0 %).
Tabel 3.17
Distribusi Responden
Berdasarkan Kondisi Fisik Sarana Penyediaan Air Bersih Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kondisi sarana
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Baik
|
96
|
76,1
|
2
|
Kurang baik
|
30
|
23,9
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.17 menunjukan kondisi sarana
penyediaan air bersih yang baik sebanyak 96 responden (23,1 %) dan kondisi sarana penyediaan air bersih yang kurang
baik sebanyak 30 responden (76,9 %).
Tabel 3.18
Distribusi Responden
Berdasarkan Jarak Sarana air bersih dari rumah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jarak sarana air dari rumah
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
<100 M
|
1
|
0,7
|
2
|
100 – 200 M
|
23
|
18,4
|
3
|
>200 M
|
102
|
80,9
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.18 menunjukan jarak sarana penyediaan air bersih dengan rumah <100 M sebanyak 1 responden (0,7 %) dan jarak sarana
penyediaan air bersih dengan rumah 100 – 200 M sebanyak 23 responden (18,4 %), jarak sarana penyediaan air bersih dengan rumah >200 M
sebanyak 102
responden (80,9%).
Tabel 3.19
Distribusi Responden
Berdasarkan Kualitas Fisik Air Yang Digunakan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Penampungan air
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Air Tidak (Berbau, Berasa, Berwarna)
|
126
|
126,0
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.19 menunjukan kualitas
fisik air yang tidak berbau, berasa, berwarna sebanyak 126 responden (126 %) dan kualitas
fisik air yang berbau, berasa dan berwarna sebanyak 0 responden (0 %).
4.
Penanganan
Sampah
Tabel 3.20
Distribusi Responden
Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Tempat Hampah
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
34
|
27,0
|
2
|
Tidak
|
92
|
73,0
|
Jumlah
|
126
|
100
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.20 menunjukan bahwa adanya tempat pembuangan sampah sebanyak 34 responden (27,0 %) dan tidak adanya tempat pembuangan sampah
sebanyak 92
responden (73,0 %).
Tabel 3.21
Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Tempat Pembuangan Sampah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Tempat pembuangan
sampah
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Tong sampah
|
12
|
35,2
|
2
|
Lubang sampah
|
21
|
61,9
|
3
|
Keranjang
|
1
|
2,9
|
Jumlah
|
34
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukan sarana penanganan sampah yaitu tong sampah sebanyak 12 responden (35,2 %), lubang sampah
sebanyak 21 responden
(61,9 %), Keranjang Sampah sebanyak 1 responden
(2,9 %).
Tabel 3.22
Distribsusi Responden
Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Sampah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kondisi
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ada penutup
|
12
|
35,2
|
2
|
Tidak ada penutup
|
22
|
64,8
|
Jumlah
|
34
|
100,0
|
Sumber data primer
2015
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukan kondisi sarana
pembuangan sampah yang ada penutup sebanyak 12 responden (35,2 %), dan
yang tidak menggunakan penutup sebanyak 22 responden (64,4 %).
5.
Buangan
Limbah
Tabel 3.23
Distribusi Responden
Berdasarkan Pengaliran Air Limbah (Dapur/Kamar Mandi)
Desa Taripa Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jenis
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Diresapkan dalam
tanah
|
83
|
65,8
|
2
|
Dialirkan
keselokan
|
40
|
31,8
|
3
|
Penampungan/Ke selokan
|
3
|
2,4
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.23 menunjukan berdasarkan penanganan air limbah yang diresapkan kedalam tanah sebanyak 83 responden (65,8 %), yang dialirkan keselokan sebanyak 40 responden (31,8 %) dan yang dibuatkan
penampungan kemudian dialirkan ke selokan 3 responden (2,4 %).
Tabel 3.24
Distribusi Responden
Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Limbah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kondisi Sarana
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Baik
|
33
|
26,1
|
2
|
Tidak baik
|
93
|
73,9
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.26 menunjukan bahwa kondisi yang baik
sebanyak 33 responden (26,1 %) dan kondisi yang tidak baik
sebanyak 93 responden (73,9 %).
Tabel 3.25
Distribusi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengaruh Limbah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Berpengaruh
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
44
|
34,9
|
2
|
Tidak
|
82
|
65,1
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer
2015
Berdasarkan tabel 3.25 menunjukan pengetahuan tentang pengaruh kondisi sarana
limbah sebanyak 44 responden (34,9 %) dan yang tidak
mengetahui pengaruh kondisi sarana limbah sebanyak 82
responden (65,1 %).
Tabel 3.26
Distribusi Responden
Berdasarkan Pengaruh Limbah yang Dapat Timbul
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Pengaruh Yang Timbul
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Berbau
|
16
|
36,3
|
2
|
Berkembang biak vektor
|
15
|
34,2
|
3
|
Mencemari sumber air
|
13
|
29,5
|
Jumlah
|
44
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.26 menunjukan bahwa pengaruh limbah yang dapat timbul yaitu berbau sebanyak 16 responden (36,3 %),Berkembang Biak Vektor
sebanyak 15 responden (34,2 %) mencemari sumber
air sebanyak 13
responden (29,5
%).
6. Bentuk
Rumah
Tabel 3.27
Distribusi Responden
Berdasarkan Bentuk Rumah
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Bentuk rumah
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Permanen
|
50
|
39,7
|
2
|
Semi permanen
|
42
|
33,4
|
3
|
Rumah panggung
|
34
|
26,9
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.27 menunjukan bahwa bentuk rumah
permanen sebanyak 50 responden (39,7 %),
bentuk rumah semi permanen sebanyak
42
responden (33,4 %), dan bentuk rumah panggung sebanyak 34 responden (26,9 %).
Tabel 3.28
Distribusi
Responden Berdasarkan Tersedianya
Jendela/ Ventilasi
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Tersedia Jendela/Ventilasi
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
116
|
92,0
|
2
|
Tidak
|
10
|
8,0
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.28 menunjukan bahwa adanya jendela/ventilasi sebanyak 116 responden (92,0 %) dan tidak adanya jendela sebanyak 10 responden (8,0 %).
Berdasarkan alasan tidak adanya jendela / ventilasi di setiap ruangan
yaitu:
a.
Kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pentingnya jendela/ ventilasi
b.
Pengaruh
kondisi cuaca dilingkunganya terlalu dingin dan kalau diperkebunan masuknya
binang-binang atau binatang kecil, sehingga tidak ada jendela/ ventilasi.
c.
Bentuk
rumah yang kecil sehingga tidak mempunyai jendela/ ventilasi
Tabel 3.29
Distribusi Responden
Berdasarkan Lingkungan Pekarangan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kebersihan Lingkungan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Bersih
|
59
|
46,8
|
2
|
Kotor
|
67
|
53,2
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.29 menunjukan bahwa bersihnya lingkungan kekarangan sebanyak 59 responden (46,8 %) dan
kotornya lingkungan pekarangan sebanyak 67 responden (53,2 %).
Tabel 3.30
Distribusi Responden
Berdasarkan Manfaat Pekarangan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Pemanfaatan pekarangan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Tanaman obat, sayur dan buah
|
12
|
9,5
|
2
|
Tanaman hias dan kolam ikan
|
8
|
6,3
|
3
|
Memelihara ternak
|
37
|
29,4
|
4
|
Tidak dimanfaatkan
|
69
|
54,8
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2014
Berdasarkan tabel 3.30 menunjukan bahwa
manfaat pekarangan sebagai tanaman obat, sayur dan buah sebanyak 12 responden (9,5%), tanaman hias dan
kolam ikan sebanyak 8 responden (6,3 %), memelihara ternak sebanyak 37 responden (29,4 %), dan yang tidak dimanfaatkan sebanyak 69 responden (54,8 %).
7. Binatang
/ Vektor Penularan Penyakit
Tabel 3.31
Distribusi Responden
Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kepemilikan Kandang ternak
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
37
|
29,3
|
2
|
Tidak
|
89
|
70,7
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.31 menunjukan bahwa adanya kandang ternak sebanyak 37 responden (31,3
% ) dan tidak adanya kandang ternak sebanyak 89 responden (70,7 %).
Tabel 3.32
Distribusi
Responden Berdasarkan Jarak Rumah Dengan
Kandang
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Jarak (meter) Rumah dengan Kandang
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
<10 M
|
25
|
67,5
|
2
|
10-15 M
|
12
|
32,5
|
Jumlah
|
37
|
100,0
|
Sumber data
primer 2014
Berdasarkan tabel 3.32 menunjukan bahwa jarak rumah dengan kandang <10 M sebanyak 25 responden (67,5 %), dan jarak rumah dengan kandang 10-15 M sebanyak 12 responden (32,5 %).
Tabel 3.33
Distribusi
Responden Berdasarkan Terdapatnya Tikus
Dan Kecoak
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Terdapat Tikus dan kecoak
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ada
|
90
|
71,4
|
2
|
Tidak ada
|
36
|
28,6
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data
primer 2015
Berdasarkan tabel 3.33 menunjukan bahwa adanya tikus dan kecoa sebanyak 90 responden (71,4 %) dan berdasarkan tidak adanya tikus dan kecoa sebanyak 36 responden (28,6 %).
8. Gizi
Keluarga dan Upaya Kesehatan
Tabel 3.34
Distribusi Responden
Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pagi
Desa Tosale
Kec.Banawa Selatan Kab.Donggala
2014
No
|
Kebiasaan
Sarapan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
121
|
96,0
|
2
|
Tidak
|
3
|
2,4
|
3
|
Kadang-kadang
|
2
|
1,6
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 3.34 menunjukan bahwa penduduk yang sarapan pagi sebanyak 121 responden (96,0 %) dan yang tidak sarapan pagi sebanyak 3 responden (2,4 %), dan kadang-kadang sebanyak 2 responden
(1,6 %).
Tabel 3.35
Distribusi Responden
Berdasarkan Kebiasaan Makan 3 Kali Sehari
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kebiasaan Makan 3 kali sehari
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
121
|
96,0
|
2
|
Tidak Menentu
|
5
|
4,0
|
Jumlah
|
126
|
100
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.35 menunjukan bahwa
penduduk yang makan 3 kali Sehari
sebanyak
121 responden (96,0 %) dan yang tidak makan 3 kali Sehari sebanyak 5 responden (4,0 %).
Tabel 3.36
Distribusi
Responden Berdasarkan konsumsi Nasi Sayur Ikan Dalam Sehari
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kebiasaan konsumsi nasi, sayur
dan ikan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
107
|
84,9
|
2
|
Tidak
|
6
|
4,7
|
3
|
Kadang-Kadang
|
13
|
10,4
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.36 menunjukan bahwa yang mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari
sebanyak 107
responden (84,9
%) yang tidak mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari sebanyak 6
responden (4,7 %). Dan yang kadang-kadang mengkonsumsi nasi, sayur dan ikan dalam sehari sebanyak
13 responden (10,4%).
Tabel 3.37
Distribusi Responden
Berdasarkan Konsumsi Vitamin/Suplemen
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kebiasaan konsumsi Vitamin/Suplemen
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
1
|
0,7
|
2
|
Tidak
|
95
|
75,3
|
3
|
Kadang-kadang
|
30
|
24,0
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.37 menunjukan bahwa yang mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 1 responden (0,7 %) yang tidak mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 95 responden (75,3 %)
dan yang kadang-kadang mengkonsumsi vitamin/suplemen sebanyak 30 responden
(24,0 %).
Tabel 3.38
Distribusi
Responden Berdasarkan Berkunjung ke
Pelayanan Kesehatan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Berkunjung ke Pelayanan Kesehatan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Satu kali dalam seminggu
|
9
|
7,1
|
2
|
Satu kali dalam sebulan
|
3
|
2,4
|
3
|
Bila
Sakit/ada perlu
|
112
|
88,9
|
4
|
Tidak pernah
|
2
|
1,6
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer
2015
Berdasarkan tabel 3,38 kunjungan satu kali dalam seminggu masyarakat desa Taripa ke pelayanan kesehatan sebanyak 9
responden (7,1 %), kunjungan satu kali dalam sebulan sebanyak 30
responden (20,0 %), dan tidak pernah berkunjung sebanyak 73 responden (48,7 %).
Tabel 3.39
Distribusi Responden
Berdasarkan Kunjungan Tenaga Kesehatan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kunjungan Tenaga Kesehatan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
95
|
75,3
|
2
|
Tidak
|
31
|
24,7
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.39 menunjukan bahwa adanya kunjungan tenaga kesehatan sebanyak 95 responden (75,3 %) dan tidak adanya kunjungan tenaga kesehatan sebanyak 31 responden (24.7 %).
Tabel 3.40
Distribusi
Responden Berdasarkan Kesediaan Membantu
Pembangunan Sarana
Kesehatan Desa Taripa
Kec. Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kesediaan Membantu Pembangunan Sarana
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
126
|
100
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.40 menunjukan bahwa warga yang bersedia membantu pembangunan sarana
sebanyak 126
responden (100 %) dan tidak bersedia membantu pembangunan sarana sebanyak 0
responden (0 %).
Tabel 3.41
Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Bantuan Pembangunan Sarana
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Kerjasama
Masyarakat
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Kerjasama (tenaga &
pikiran)
|
121
|
96,1
|
2
|
Hasil bumi
|
5
|
3,9
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber data primer
2015
Berdasarkan tabel 3.41 menunjukan bahwa bentuk kerja sama (tenaga & pikiran) sebanyak 121 responden (96,1 %), dan hasil bumi sebanyak 5 responden (3,9 %).
Tabel 3.42
Distribusi Responden Berdasarkan Adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun terakhir Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Sakit
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Ya
|
55
|
43,6
|
2
|
Tidak
|
71
|
53,4
|
Jumlah
|
126
|
100,0
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.42 menunjukan bahwa adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun
terakhir di desa Taripa sebanyak 55 responden (43,6 %) dan tidak adanya anggota keluarga yang sakit dalam 1 tahun terakhir
sebanyak 71
responden (53,4
%).
Berdasarkan hal
tersebut terdapat 3 penyakit yang sering terjadi di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala yaitu :
1.
Demam
2.
Hipertensi
3.
Batuk
4.
Asam Urat
5.
Diabetes
6.
Asma
7.
Flu
Tabel 3.43
Distribusi Responden
Berdasarkan Penggunaan Sarana Pelayanan Kesehatan
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Sarana Penggunaan Pelayanan kesehatan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Puskesmas/tenaga kesehatan
|
31
|
56,5
|
2
|
Rumah sakit
|
5
|
9,0
|
3
|
Dukun
|
17
|
30,9
|
4
|
Dirawat
Sendiri
|
2
|
3,6
|
Jumlah
|
55
|
100
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.43 menunjukan sarana pelayanan kesehatan yaitu puskesmas/tenaga
kesehatan sebanyak 31 responden (56,5 %), pelayanan kesehatan rumah sakit 5 responden (9,0 %), dukun
sebanyak 17 responden (30,9 %) dan dirawat sendiri sebanyak 2 responden (3,6%).
Tabel 3.44
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan pergi ke Dukun
Desa Taripa Kec.
Sindue Kab.Donggala
2015
No
|
Alasan Berobat ke Dukun
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Kebiasaan/kepercayaan
|
8
|
47,1
|
2
|
Dekat dan cepat di layani
|
6
|
35,3
|
3
|
Murah
|
1
|
5,9
|
4
|
Puskesmas jauh & mahal
|
2
|
11,7
|
Jumlah
|
17
|
100
|
Sumber data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.44 menunjukan bahwa alasan
pergi ke dukun yaitu kebiasaan/kepercayaan sebanyak 8 responden (47,1 %), dekat dan cepat dilayani sebanyak 6 responden (35,3 %) Murah sebanya1 responden (5,9 %) dan
puskesmas/jauh maha sebanyak 2 responden (11,7 %).
Tabel 3.45
Distribusi Responden
Berdasarkan Alasan pergi ke Puskesmas
Desa Tosale
Kec.Banawa Selatan Kab.Donggala
2014
No
|
Alasan
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Kebiasaan
|
31
|
100,0
|
Jumlah
|
31
|
100
|
Sumber
data primer 2015
Berdasarkan tabel 3.45 menunjukan bahwa alasan pergi ke puskesmas yaitu kebiasaan sebanyak
31 responden (100,0 %).
B.
Pembahasan
1. Pembuangan Kotoran Manusia
Warga Desa
Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala didominasi
oleh penduduk yang tidak menggunakan Jamban. Ada
juga sebagian kecil yang menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan
kotoran (BAB), masih banyak
yang menggunakan alternatif
pembuangan air besar yaitu di Sungai.
Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi maupun kebiasaan masyarakat yang secara
turun-temurun menggunakan Aliran sungai untuk membuang kotoran (BAB). Keadaan ini sangat memungkinkan bagi vektor penyakit
untuk berkembang biak dan menularkan penyakit kepada masyarakat diantaranya :
penyakit Diare, Disentri, dan Gastroentritis.
Faktor lain juga
karena kuranganya pengetahuan dan keasadaran dari masyarakat akan pentingnya
membuang tinja pada tempatnya. Tetapi ada terdapat beberapa diantaranya sudah
tersedia jamban sendiri disetiap rumah. Kebiasaan warga Desa Taripa membersihkan jamban sudah cukup bagus karena sebagian besar warga membersihkan
jamban 2-3 kali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan dan keasadaran masyarakat terhadap kebersihan jamban sudah
cukup bagus.
Jarak pembungan
kotoran dari SPT yang digunaka penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar sudah memenuhi syarat,
akan tetapi masih terdapat beberapa yang tidak memenuhi syarat, sehingga dapat
berdampak terhadap Sumber Air Bersih yang digunakan.
Masyarakat di Desa
Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar Sudah menyediakan air dalam sarana pembungannya karena
kurangnya masyarakat yang membuang kotoran di tempat yang sudah disediakan
yaitu jamban umum. Maka dari itu sangatlah penting pengetahuan dan kesadaran
dari masyarakat untuk menyadari akan pentingnya jamban.
2. Sarana Air Bersih
Penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sebagian besar sudah memiliki sarana penyediaan air bersih, hal
ini disebabkan karena Desa taripa
dekat dengan sungai besar dan mata air. Ada dua saran air bersih yang digunakan oleh warga desa taripa ialah
PANSIMAS dan KER merupakan kegiatan penyediaan sarana air
minum dan sanitasi.
3. Penanganan
Sampah
Penduduk Desa Taripa
Kecamatan Sindue didominasi oleh penduduk yang belum memiliki tempat pembungan sampah. Sedikitnya sudah tersedianya tempat untuk pembungan sampah,
masyarakat masih susah untuk membuang sampah-sampah yang telah menumpuk selama
beberapa hari di TPA, dan juga kurangnya sarana pengangkut sampah yang datang ke Desa Taripa untuk mengangkat sampah-sampah, maka dari hal tersebut
masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah-sampah yang telah menumpuk tersebut
di sungai.
Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan dan kesdaran masyarakat terhadap dampak
dari sampah. Akan tetapi masih ada pula yang belum mempunyai tempat sampah hal
ini disebabkan oleh faktor kebiasaan
masyarakat yang membuang sampah disembarang
tempat dan tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan, misalnya tersumbatnya
saluran air maupun pencemaran Sungai sehingga mengurangi nilai estetika.
Sebagian besar sarana
pembuangan sampah belum memiliki penutup sehingga dikhawatirkan
dapat menyebabkan perkembangbiakkan berbagai vektor penyakit. Tingkat
pengetahuan masyarakat masih rendah tentang pengaruh sampah terhadap kesehatan.
4.
Sarana
Pembuangan Air Limbah
Pengaliran air
bekas dari dapur/kamar
mandi yang digunakan di Desa Taripa Kecamatan Sindue kabupaten Donggala lebih dominan oleh keluarga yang
mengalikan air limbahnya ke belakang rumah (Diserap dalam tanah) atau (tidak
memenuhi syarat kesehatan). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat belum cukup baik tentang pengaruh limbah yang dapat timbul,
dukarenakan masyarakat menganggap limbah merupakan hal yang biasa dilingkungan
mereka.
5.
Keadaan
Rumah Penduduk
Penduduk di Desa Taripa Kecamatan Sindue menurut jenis rumahnya, sebagian besar memiliki bentuk
rumah semi permanen dan rumah panggung, hal ini disebabkan oleh pekerjaan
mereka sehingga tingkat pendapatan masyarakat yang tidak tetap. Masyarakat Desa
Taripa juga mengetahui pentingnya ventilasi dan jendela sebagai
sirkulasi udara dan tempat masuknya pencahayaan. Hal ini dapat terlihat dari tiap
ruangan yang memiliki jendela/ventilasi.
Masyarakat di Desa
Taripa Kecamatan Sindue
Kabupaten Donggala telah membiasakan membersihkan
pekarangan rumahnya, hal ini di tandai dengan di dominasinya warga yang
mempunyai pekarangan masih kotor. Sebagian besar masyarakat tidan memanfaatkan pekarangan untuk tanaman obat, sayur, dan
buah.
6.
Binatang/Vektor
Penular Penyakit
Masyarakat desa Taripa sebagian besar mempunyai kandang untuk ternaknya
dengan memanfaatkan lahan kosong untuk kandang ternaknya.
Namun adapun yang
memiliki kandang mempunyai jarak <10 M dari rumah penduduk. Dan hal itu sangat
berpengaruh terhadap kesehatan. Warga desa Taripa
Kecamatan Sindue hampir
sebagian rumahnya terdapat Tikus dan Kecoa. Tikus dan kecoa merupakan
binatang/vektor yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
7.
Gizi
Keluarga dan Upaya Kesehatan
Warga desa Taripa Kecamatan Sindue rata-rata masyarakatnya sarapan pagi sebelum melakukan
aktivitas, tapi masih ada beberapa keluarga yang tidak sarapan pagi alasannya
karena faktor kebiasaan. Padahal sarapan pagi sangat penting untuk membangun
energi sehingga stamina yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tercukupi. Di
Desa Taripa Kecamatan Sindue rata-rata masyarakatnya sudah mengetahui pentignya mengkonsumsi
sayuran dan lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh agar terjadi
peningkatan status gizi keluarga.
Banyak warga yang
tidak mengkonsumsi
vitamin/suplemen untuk penambah energi, hal ini disebabkan karena mereka
menganggap banyak alternatif lain yang murah dan mudah didapatkan tanpa harus
menggunakan biaya, seperti madu, jamu, dll.
Kurangnya
minat masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke Polindes maupun Puskesmas.
Dengan kurangnya memeriksakan kesehatan pada Pelayanan kesehatan dapat
menyebabkan perkembangan penyakit dalam tubuh meningkat. Perilaku masyarakat yang sadar akan pelayanan kesehatan
sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan hal ini
ditandai dengan hampir 98% penduduknya menggunakan sarana kesehatan sebagai
alternatif pengobatan terbaik bagi anggota keluarga, mereka khawatir akan
faktor keselamatan dan keamanan keluarga mereka jika pergi kedukun.
Warga desa Taripa Kecamatan Sindue sebagian besar pergi ke puskesmas apabila ada anggota
keluarga yang sakit, akan tetapi masih
ada pula yang
mau pergi berobat kedukun. Faktor
utamanya karena kebiasaan/kepercayaan dan dekat serta cepat dilayani sehingga masyarakat yang secara
turun temurun memilih alternative dukun sebagai pelayanan kesehatan.
C.
Prioritas
Masalah Penentuan
Prioritas Masalah
Dari
hasil pendataan yang dilakukan pada tanggal
29
Mei – 12
Juni 2015, Masalah penanganan sampah Kelu0arga yang menjadi prioritas utama dan sesuai dengan Prioritas masalah
berdasarkan hasil pertemuan dengan tokoh masyarakat Desa Taripa, jadi dari 2 masalah ( jamban, dan sampah) yang ada di Desa Taripa
yang menjadi prioritas utama pada PBL I adalah pengadaan tempat sampah
keluarga.
Penentuan
prioritas masalah ini dilakukan melalui suatu diskusi bersama dengan wakil
Tokoh Masyarakat Desa Taripa
dan Bapak Kades maka didapat prioritas masalah tentang penanganan
tempat sampah.
Hasil pertemuan
prioritas masalah dengan Metode CARLU dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Penentuan
Prioritas Masalah dengan Metode CARLU
Versi Masyarakat
Desa AMPE MALIKO
NO
|
PERMASALAHAN
|
C
|
A
|
R
|
L
|
U
|
POINT
|
RANGKING
|
1
|
JAMBAN
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
576
|
2
|
2
|
SARANA
AIR BERSIH
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
243
|
3
|
3
|
TEMPAT
SAMPAH
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
1024
|
1
|
4
|
AIR
LIMBAH
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
72
|
4
|
5
|
VEKTOR
PENYAKIT
|
1
|
1
|
1
|
4
|
2
|
8
|
5
|
Dalam
penentukan prioritas masalah metode yang digunakan adalah metode CARLU, dimana:
C = Capability (
Kemampuan menyelesaikan masalah )
A = Accessbility
( Kemudahan menyelesaikan masalah )
R = Readyness (
Kesiapan menyelesaikan masalah )
L = Lavarance (
Keterklaitan dengan bagian lain, bisa / tidak bisa diatasi )
U = Urgency (
Kegawatan masalah )
Metode
CARLU menggunakan score ( nilai ) sebagai berikut :
1= Sulit
2= Sedang
3= Mudah
4= Sangat Mudah
D.
Faktor Pendukung Dan Penghambat
Faktor pendukung selama kami melakukan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL 1) di Desa Taripa yaitu, diterimanya kami Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dengan baik dirumah
Bapak Kepala Desa beserta keluarganya, tidak lupa pula dengan sambutan yang
baik dan hangat dari masyarakat di Desa Taripa pada awal kedatangan kami.
Selain itu adanya profil dari Desa Taripa
diantaranya sejarah Desa Taripa, keadaan geografis, peta Desa Taripa yang
sangat mendukung untuk pembuatan laporan kami. Dan juga fasilitas sarananya
seperti mesjid yang dekat dengan posko kami sangat membantu dalam melaksanakan
sholat berjamaah.
Adapun faktor penghambatnya yaitu susahnya akses
jalan pada saat pendataan di dusun 5 karena bertepatan sebagian berada
dipegunungan. Dan adanya masyarakat yang tidak mengetahui Bahasa Indonesia,
sehingga pada saat kami melakukan pendataan, adanya sedikit kesulitan dalam
berkomunikasi. Serta tidak adanya jaringan yang menjadi salah satu penghambat
bagi kami untuk berkomunikasi dengan teman-teman, orang tua, dan Dosen.
Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat tidak
sama sekali menjadi masalah dalam melaksanakan Penglaman Belajar Lapangan (PBL
1) karena yang kami ikhlas dalam menjalankannya.
BAB 1V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) adalah salah satu bentuk dan cara pengajaran
kepada mahasiswa. Disamping Pengalaman Belajar Ceramah (PBC), Pengalaman
Belajar Praktika (PBK) dan Pengalaman Belajar Diskusi (PBD). Keempat bentuk
pengalaman belajar tesebut diatas, akan menjadi satu kesatuan yang dapat
menumbuhkan, membina sikap serta
memeperkuat kemampuan mahasiswa dalam proses mencapai tujuan pendidikan
yang di inginkan.
Selama pelaksanaan PBL I mahasiswa dihadapkan
langsung dengan permasalahan khususnya tentang masalah kesehatan yang ada
dilapangan dengan harapan mahasiswa dapat melakukan pengolahan data dan mampu
mengidentifikasi masalah yang terkait dengan kesehatan itu sendiri.
Setelah kami melaksanakan PBL I di Desa Taripa, maka kami dapat menarik beberapa
masalah kesehatan yang di temukan, yaitu :
1. Masalah
jamban keluarga
Dari
126 KK yang ada di Desa Taripa
hanya terdapat 50 KK yang memiliki jamban dengan proporsi 39,6 %
2. Masalah
pembuangan sampah
Dari 126 KK yang berada di Desa Taripa yang sudah
mempunyai tempat sampah sebanyak 34 atau sekitar 27,0% dan sebanyak 92 dengan proposi 73.0% yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah.
3.
Masalah
sistem pembuangan air limbah
Masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penanganan air limbah yang baik dan benar yaitu dari 126 KK
terdapat 93 KK dengan proporsi 73,9% Kondisi
sarana pembuangan air limbah yang kurang baik.
A.
Saran
1.
Polindes
Diharapkan sesegera para petugas polindes yang ada di
wilayah tersebut Aktif dalam melaksanakan pelayanan dan bekerjasama dengan
puskesmas induk agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang
selayaknya.
2.
Pemerintah
Desa
Diharapkan bisa bekerjasama dengan baik antar aparat desa
dalam melaksanakan program kesehatan.